Malang Raya
Sumber Nagan : Mengemas Amanah Budaya sebagai ‘Penjaga’ Sumber Air
Kesadaran untuk merasa memiliki dan turut merawat sumber air di Dusun Biru juga memupuk kuat toleransi warga Singosari yang heterogen.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Aji Bramastra
Selain kisah warisan kerajaan Singosari, Ismail yang kini menjadi orang nomor satu di Dusun Biru masih memegang teguh amanat sesepuhnya yang tidak mengizinkan air dari sumber itu diambil untuk diperjualbelikan.
“Banyak yang tahu di Sumber Awan atau di (Sumber air) Kendedes airnya sudah banyak dialirkan ke perusahaan-perusahaan, termasuk PDAM melalui pipa-pipa besar yang dampaknya sekarang air di sana mulai habis. Syukurlah di sini kami masih komitmen menjaga kesepakatan itu, warga sepakat untuk tidak mengizinkan pengambilan air bagi perusahaan,” terang Ismail.
Berpegang kisah dari para sesepuh, warga Dusun Biru tidak melulu menggunakan air Sumber Nagan untuk kebutuhan air bersih dan air minum warga saja. Tapi tetap ada air dari sumber yang dibiarkan tercurah dan bebas mengalir di saluran air yang berfungsi untuk pengairan sawah.
Hingga saat ini setidaknya sudah lebih dari 800 KK yang bisa menikmati aliran air bersih dari Sumber Nagan. Warga bisa mendapat aliran air sumber langsung ke rumah melalui pemasangan instalasi pipa yang dipasang secara swadaya masing-masing kelompok dan RT setempat sejak tahun 1989an.
Semua bersyukur, sumber air bersih yang sehat bisa terus mereka rasakan sepanjang hari-sepanjang tahun bahkan di saat daerah lain dilanda kekeringan. (*)