Malang Raya
Ini Nih, Warung Paling Baik Hati, Makan Sepuasnya Cuma Perlu Infaq Rp 2.500
Ia mengaku memilih warung ini karena menu dan harga yang murah. Meski demikian, tak jarang ia tak membayar setelah makan di sini.
Penulis: Adrianus Adhi | Editor: Aji Bramastra
Sri merupakan pencari barang bekas. Barang-barang ini dikumpulkan, lalu ia jual, dan hasilnya dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya seorang diri. Untuk rumah, Sri mengaku tinggal di pasar.
Nurmaun mengisahkan warung milik Pemerintah Kota Malang, dan dikelola oleh Badan Amil Zakat NAsional (Baznas) Kota Malang ini dikunjungi 30-40 orang tiap hari. Sementara, beras yang ia sediakan tiap hari mencapai 3,5 Kilogram.
“Saya di sini sejak pukul lima, tapi masak dulu. Nanti jam tujuh warung ini saya buka. Biasanya mereka sudah ada di sini,” cerita Nurmaun.
Nurmaun bercerita, warung di Pasar Comboran ini sebenarnya tidak gratis. Tiap pembeli harus membayar uang infaq minimal Rp 2.500.
Meski demikian, banyak pelanggan yang tak membayarnya.
“Tapi ini tidak masalah. Yang penting mereka mau dicatat saja, untuk laporan kami juga,” katanya.
Sementara, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang Dr Fauzan Zenrif MAg mengatakan, warung bernama Warung Infak Abahe Wong Cilik ini bertujuan untuk memfasilitasi warga kurang mampu di Kota Malang yang sudah bekerja sejak pagi hari.
Saat pertama kali di launching, Fauzan mengakui jika warung ini pasti merugi. Bahkan, menurut perkiraan Fauzan, kerugian bisa mencapai Rp 4 juta dalam sebulan. Hitung-hitungan kerugian ini hanya dari penyediaan makanan, oleh karena itu warung ini disubsidi.
”Dana untuk menutupi kerugian ini adalah dari dana Baznas,” jelasnya. (*)