Malang Raya

Kota Malang Klaim Sampah Berkurang 20 Persen dari Hulu ke Hilir

Bank Sampah di Kota Malang saat ini menampung antara empat sampai lima ton sampah per hari.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: fatkhulalami
surya/aflahul abidin
Wali Kota Bogor Arya Bimo Sugiarto (kiri) meninjau pengolahan Bank Sampah Kota Malang, Selasa (17/11/2015). 

SURYAMALANG.COM, SUKUN - Bank Sampah di Kota Malang saat ini menampung antara empat sampai lima ton sampah per hari. Jumlah itu diklaim mampu mengurangi jumlah sampah dari hulu ke hilir secara signifikan.

Kepala UPT Pengelolahan Sampah dan Limbah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Rahmad Hidayat, menjelaskan, pengurangan jumlah sampah dari hulu ke hilir di Kota Malang saat ini di atas 20 persen.

Jumlah itu lebih banyak dari jumlah pengurangan sampah yang ditargetkan pemerintah untuk tiap-tiap daerah sekitar tujuh persen.

"Pengurangan yang terjadi dari pemulung juga besar. Belum lagi ditambah dari bank sampah," papar dia kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiharto yang tengah studi banding soal pengelolahan sampah di Kota Malang.

Sampah yang masuk di bank sampah dikumpulkan dari sumbangsih sekitar 500 kelompok warga, 200 sekolah, dan dan 70 instansi di Kota Malang.

Rahmat bilang, khusus untuk sekolah, pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Dinas Pendidikan. Ia mengusulkan cara tersebut dipakai Pemkot Bogor untuk memperbanyak jumlah kontributor sampah.

Selain didaur ulang, sampah di Bank Kota Kota Malang juga dijual ke para pengepul.

"Mereka lebih untung beli di sini daripada cari di tempat pembuangan. Soalnya, sampah yang di jual di sini sudah cukup bersih. Tingkat jumlah kotoran yang melekat mungkin hanya satu persen. Sementara sampah-sampah di tong itu bisa sampai 20 persen," ujarnya.

Soal pemberdayaan warga, Bank Sampah Kota Malang banyak memperkerjakan warga sebagai pekerja. Sebagai contoh yakni pengelupas kemasan botol plastik.

"Saya kerja sehari dapat sekitar Rp 40.000. Lumayan dapat tambahan penghasilan," kata salah satu pekerja yang bersuami supir angkot. Dalam sebulan, ia mengaku mendapat penghasilan total sekitar Rp 1 juta.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved