Malang Raya
Akbar Tanjung Perjuangkan Pendiri HMI Lafran Pane Jadi Pahlawan Nasional, Ini Alasannya
"Kami dari majelis nasional KAHMI (Keluarga Alumni HMI) sepakat memperjuangkan Lafran Pane, karena kami mengetahui perjuangan beliau,"
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Lafran Pane, satu pendiri HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) diusulkan menjadi pahlawan nasional. Karena itu di sejumlah kota di Indonesia. Kota Malang merupakan kota ke 9 dijadikan lokasi sosialisasi bertempat di auditorium FH Universitas Brawijaya (UB) Malang, Senin (30/11/2015).
Kegiatan sosialisasi dikemas dalam bentuk seminar nasional "Lafran Pane Dalam Pusaran Sejarah Perjuangan Bangsa".
"Kami dari majelis nasional KAHMI (Keluarga Alumni HMI) sepakat memperjuangkan Lafran Pane, karena kami mengetahui perjuangan beliau. Ia juga berhasil mendirikan HMI visi jauh ke depan," ungkap Dr Ir Akbar Tanjung, pembicara utama seminar itu kepada wartawan usai acara.
Menurutnya, dari organisasi HMI, kemudian menghasilkan banyak pemimpin bangsa yang berkiprah di berbagai lini. Ada yang di perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, jadi pejabat di lembaga negara seperti BPK, DPR RI, MPR RI, dan DPD.
"Beliau aktif di gerakan kepemudaaan," kata Akbar Tanjung, politisi senior Partai Golkar ini.
Meski dari keluarga almarhum Pane tidak ingin dia menjadi pahlawan, namun teman-temannya melihatnya berbeda.
"Pikiran-pikiran beliau adalah sangat visioner, strategis, membangun mahasiswa Islam sehingga organisasinya bisa diperlihatkan. Yaitu spirit Islam dan keindonesiaannya," kata dia.
Dalam diskusi itu, ada mahasiswa yang mempertanyakan mengapa hanya Lafran Pane yang diperjuangkan jadi pahlawan nasional?
Padahal ia mendirikan HMI bersama 14 orang lainnya.
"Apa yang lainnya juga akan diperjuangkan jadi pahlawan juga?" tanya peserta ke Akbar Tanjung.
Menurutnya, dalam kenyatannnya yang mendirikan HMI adalah Pane. Ia juga melakukan pendekatan-pendekatan ke mahasiswa antara lain ke Solo dan Malang. Tak semua mendukung Pane jadi pahlawan nasional.
M Rizal, mahasiswa yang hadir di acara itu juga menolak Pane jadi pahlawan nasional. Ia mengkomparasikan dengan kejadian Kongres HMI di Pekanbaru Riau yang banyak berita mirisnya untuk memperebutkan ketua PB HMI.
"Banyak pembincangan negatif," kata dia.
Apalagi di sisi lain, L Pane juga tidak ingin jadi pahlawan. Meski ada pro kontra, namun Akbar mempertahankan argumennya dengan pernyataan mengenai keteladanan sikap-sikap Pane.
"Pasti beliau tidak pernah bercita-cita jadi pahlawan nasional. Kita punya kepentingan dalam sejarah pendirian HMI," jawab dia.
Pembicara lainnya adalah Dr Rachmad Safa'at SH MSi, Dekan FH UB.