Malang Raya

Glenn Fredly Berharap Film Anyarnya Diputar dan Ditonton Mahasiswa di Malang

“Menurut saya ini film yang menarik banget karena tentang perbedaan dua generasi yang dipertemukan oleh musik,”

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Aflahul Abidin
Glenn saat berbicara dihadapan seratusan mahasiswa Universitas Negeri Malang dalam acara Music Clinic, Rabu (9/12/2015). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Penyanyi solo Glenn Fredly memperkenalkan film terbaru di hadapan seratusan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Rabu (9/12/2015).

Meski film berjudul Surat dari Praha itu baru diluncurkan 18 Januari 2015 mendatang, Glenn sudah menceritakan sari cerita filmnya pada audiens.

“Menurut saya ini film yang menarik banget karena tentang perbedaan dua generasi yang dipertemukan oleh musik,” kata Glenn, saat mengisi acara Music Clinic.

Berbeda dengan dua film yang sudah ia sutradarai sebelumnya, dalam film terbaru itu Glenn merasa film anyar ini lebih spesial. Alasannya, sepanjang pembuatannya, film ini memakai pendekatan dari musik, yang tidak lain adalah hal yang sangat ia kuasai.

Glenn berharap, film tersebut akan diputar di Bioskop di Malang agar mahasiswa yang hadir bisa ikut menikmati.

“Rencananya mau tayang premiere di bioskop seminggu sebelum rilis. Mudah-mudahan sampai Malang, ya, biar bisa ditonton di sini. Gimana setuju enggak?” ungkapnya disambut teriakan dari mahasiswa yang mayoritas perempuan itu.

Terkait aktor yang bermain dalam film itu, Glenn tak sekadar merasa cocok. Menurut dia, beberapa aktor dalam film itu memiliki identitas nilai musik yang baik. Sehingga sebagai produser, ia tak banyak menemui hambatan-hambatan penyampaian pesan.

“Saya merasa seperti menemukan oase,” ungkapnya.

Membandingkan dengan film keduanya, Filosofi Kopi, pesan berbeda ingin Glenn sampaikan dalam film yang disutradarai oleh Angga Dwimas itu.

Jika dalam Filosofi Kopi Glenn yang bukan pecinta kopi ingin mengangkat kekayaan kopi Indonesia, dalam Surat dari Praha, Glenn ingin musik bukan sekadar menjadi pengisi belaka. Karena itu ia menjadikan musik sebagai pencipta alur dan tema.

“Saya sebelumnya tidak pernah berpikir akan menjadi produser. Saat pertama kali ditawari oleh Angga pun, saya sebenarnya menolak untuk sepenuhnya terjun dalam pembuatan film. Tapi setelah saya jalani, ternyata banyak hal baru untuk saya pelajari. Saya di sini pun ingin mengajak teman-teman (para mahasiswa, red) untuk sharing dan saling bertukar pikiran,” tuturnya.

Selain itu, Glenn juga membagi cerita soal kehidupan bermusiknya. Wajar memang, kedatangan Glenn ke Kota Malang terutama untuk merayakan 20 tahun kiprahnya di dunia musik. Pria yang pertama kali bermasuk kelas dua SMA itu mengatakan, banyak hal-hal menarik sepanjang kariernya yang tak banyak diketahui orang.

Sebagai contoh, cerita Gleen saat mengeluarkan album solo pertamanya tahun 1998. Saat itu, bersamaan dengan masa reformasi. Akibatnya, penjualan di industri musik melempem. Termasuk penjualan album Glenn yang saat itu menjadi satu daris sedikit penyanyi solo di Indonesia.

Yang menarik, menurut Glenn, walaupun albumnya di Tanah Air tak laku, ia justru mendapat penghargaan anugerah musik dari Malaysia kategori penyanyi solo.

“Satu hal yang saya ingat, meski negeri kita carut-marut, tapi saya tetap terpacu untuk berkarya,” terang Glenn.

Kepada para mahasiswa yang hadir, ia menyampaikan bahwa perlu ada gairah untuk bisa sampai pada titik yang ingin dituju. Glenn mengatakan,

“Kalau saya tidak punya pasion, saya mungkin tidak akan di sini. Kedatangan saya, saya harap bisa menjadi semangat teman-teman agar juga memiliki pasion yang kuat. Bisa dibidang yang sama, bisa juga di bidang yang lain.”

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved