Malang Raya
Seru, D_Kadoor Disuruh Tirukan Video di Instagram oleh Penggemarnya
"Dulu biasa. Nang Matos, MOG, biasa. Saiki ae dadi ditotno (diikuti),"
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Kedatangan selebgram, d_kadoor rupanya ditunggui penggemarnya di Malang Town Square (Matos) lantai 4, Jawa Timur, Minggu (13/12/2015).
Puluhan wanita kemudian memanggil pria bernama asli Kadir Bachmid agar segera naik panggung.
"Kadoor...kadoor...," teriak mereka.
Tak lama kemudian, d_kadoor muncul. Pria yang melejit lewat video-video lucu di instagram itu datang menuju panggung. Ia memakai gamis cokelat tampil laiknya cowok meski terlihat kemayu. Di panggung itu ia kemudian banyak ditanya pembawa acara soal kiprahnya.
Sebelum jadi selebgram, kadoor jadi apa sih?," tanya pembawa acaranya. Ia menjawab santai. Ia kebanyakan menjawab dalam Bahasa Jawa daripada Bahasa Indonesia.
"Aku gak dadi opo-opo, Mbak," jawab Kadir kalem.
Katanya, karena menjadi orang biasa, kalau jalan-jalan ke mall juga nyantai. Sekarang ia mengibaratkan seperti langit dan bumi. Berbeda sekali. Bahkan belanja ke pasar pun, orang tahu dia selebgram. Apalagi kini pengikut di instagramnya sudah mencapai 321.000.
"Dulu biasa. Nang Matos, MOG, biasa. Saiki ae dadi ditotno (diikuti)," ungkap Kadir yang di instagram kerap tampil jadi wanita ngecemes khas dengan kerudung dan bergincu tebal.
Berkat aksinya itu, pria yang gemar menggambar itu jadi kerap menerima show. Menurutnya, ide pembuatan videonya banyak terinspirasi dari teman-temannya yang kebanyakan ibu-ibu. Setelah itu dikreasinya tanpa bantuan orang lain.
"99,9999 persen teman saya ibu-ibu. Saya lihat kehidupan ibu 2015 yang kemudian saya belokkan ke alay. Lalu saya buat videonya," ungkap dia.
Inspirasi lain juga didapat dari mamanya. Misalkan soal tema video arisan.
"Tapi ya tidak se alay di video saya," tutur Kadir. Dalam video arisan, d_kadoor seperti jadi bandar arisan. Dia menagih pembayaran arisan temannya diselingi rumpian teman arisan yang kerap menunggak.
Menurut Kadir Bachmid, ia ingin menjadi artis selamanya.
"Saya berusaha tidak menjadi artis musiman. Kayak Norman Kamaru. Saya tidak mau seperti itu," tutur dia.
Menurutnya, semakin banyak plagiat, inspirasinya malah keluar. Untuk itu, ia selalu mencari yang beda dan baru. Ia mencontohkan soal plagiat itu seperti penampilannya, termasuk mencontoh dia memakai lipstik.