Bom Sarinah

Aktivis Lintas Iman Tantang Dalang Bom Sarinah Kembali ke Indonesia: "Kami Tidak Takut"

"Kalau perlu cabut kewarganegaraannya. Mereka mengkhianati Pancasila dengan cara jahat. Kami persilakan mereka mencari negara yang lebih pas dengan...

Penulis: Sutono | Editor: musahadah
surya/sutono
Puluhan aktivis lintas Iman Jombang meneguhkan ketidaktakutan sekaligus membulatkan tekad bersama melawan terorisme. 

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Pasca-teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1/2016), perlawanan publik untuk mengikis ketakutan sekaligus melawan terorisme terus bergulir.

Selain melalui media sosial, perlawanan juga dalam bentuk ‘tantangan’ bersama. Seperti yang dicetuskan para aktivis lintas iman Jombang di sebuah kafe Jalan KH Agus Salim Jombang, Jumat (15/1/2016) malam.

“Teror Jakarta merupakan pelanggaran terhadap kemanusiaan. Kami ikut berduka namun kami tidak takut," tantang Pdt Andreas Kristianto dari Gereja Kristen Indonesia (GKI).

Menurutnya, kejadian teror bom Jakarta justru semakin menggugah kesadaran anak negeri untuk merekatkan persaudaraan dan peneguhan melawan terorisme.

Yusianto, Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa Jombang menegaskan tindakan kekerasan oleh siapapun, atas nama apapun dan dengan alasan apapun merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan. "Agama dan tradisi kita tidak mengajarkan kekerasan untuk meraih kebaikan," tandas Yusianto.

Hasyim aktivis NU Jombang menuturkan perlu terus memupuk kerjasama menghadapi setiap bentuk teror. Melalui silaturahmi dan pertemuan lintas iman, tumbuh semangat solidaritas antar-anak bangsa. “Hanya dengan ini, negeri ini menjadi nyaman dan kondusif,” tegas Hasyim.

Pengagas acara, Aan Anshori, mendesak pemerintahan Jokowi berani bersikap tegas terhadap siapapun yang terlibat dalam teror Jakarta, terutama pelaku dari Indonesia.

"Kalau perlu cabut kewarganegaraannya. Mereka mengkhianati Pancasila dengan cara jahat. Kami persilakan mereka mencari negara yang lebih pas dengan ideologinya,” ujar penggerak Jaringan GUSDURian yang juga pengurus Lembaga Pendidikan dan Bantuah Hukum (LPBH) NU Jombang ini.

Aan yang juga Direktur LSM Lingkar Indonesia untuk Keadilan (Link) menantang Bahrun, terduga dalang teror, agar kembali ke Indonesia guna mempertanggungjawabkan ulahnya.

Acara ini sendiri didukung sejumlah elemen. Antara lain INTI, GUSDURIan, Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Jombang, Prasasti, InFIctus, GKI, Pemuda Hindu, dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI_.

Acara diakhiri dengan doa lintas agama dan penyalaan puluhan lilin. Ini sebagai simbol adanya terang yang memberikan pengharapan di balik teror keji ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved