Geger Gafatar

Anggota Gafatar Disambut Bupati Blitar, Lalu Tiap Orang Diberi Uang Saku

"Itu uang pribadi kami. Kami berharap, agar uang itu bisa dimanfaatkan,"

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Aji Bramastra
suryamalang.com/imam taufiq
Mobil polisi dipakai untuk mengantar eks anggota Gafatar pulang ke kampung halaman di Blitar. 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Sebanyak 24 anggota eks Gafatar asal Kabupaten Blitar, Senin (25/1) pagi, langsung dipulangkan ke rumahnya masing-masing.

Itu setelah mereka sempat transit beberapa jam di kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar.

Kedatangan mereka itu disambut Drs Rijanto, bupati terpilih Kabupaten Blitar.

Sebelum dipulangkan, mereka diberi uang saku oleh mantan Wakil Bupati Blitar pada 2010-2015 itu. Yakni, per kepala keluarga (KK) diberi Rp 1 juta.

"Itu uang pribadi kami. Kami berharap, agar uang itu bisa dimanfaatkan," tuturnya.

Menurut Rijanto, ke-24 orang itu merupakan kloter pertama. Katanya, masih ada kloter berikutnya karena anggota eks Gafatar yang asal Kabupaten Blitar itu, berjumlah sekitar 68 orang.

"Kalau mereka pulang, kami sudah menyiapkan tim, untuk menjemputnya, seperti kepulangan kloter pertama ini," ungkap Rijanto.

Ke-24 orang itu terdiri dari enam KK. Itu terdiri dari suami istri, anak-anak, dan bahkan ada yang mengajak nenek-nenek.

Untuk anak-anak, ada enam anak, yakni, tiga anak berusia. 2 tahun, dan tiga anak lagi berusia 6 tahun dan 7 tahun. Mereka itu terdiri dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Kademangan dan Kecamatan Bakung.

Untuk Kecamatan Bakung terdiri dari 16 orang, sedang Kecamatan Kademangan terdiri dari delapan orang.

AKBP Slamet Waluya, Kapolres Blitar, mengatakan, setelah mereka dipulangkan ke kampung halamannya, bukan berarti dilepaskan begitu saja. Namun, petugas tetap memantaunya.

"Kami akan membentuk tim khusus, untuk mengawasinya. Jangan sampai mereka kena pengaruh kembali," kata Slamet saat menyambut kedatangan anggota eks Gafatar tersebut.

Alasannya, papar dia, orang-orang yang mengajak mereka bergabung ke Gafatar itu memang sudah diketahui identtitasnya. Namun, keberadaan mereka tak terdeteksi.

Masalahnya, mereka tak ikut bergabung dengannya saat berada di barak, di Kalbar kemarin itu.

"Bos-bosnya memang tak tinggal di situ, sehingga dikhawatirkan, mereka yang sudah dipulangkan itu, suatu saat bisa dipengaruhi lagi, akhirnya hilang kembali. Sebelum itu terjadi, kami akan mengantisipasinya, jangan sampai mereka ada kontak kembali," papar Slamet. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved