Kabupaten Mojokerto

Cuaca Ekstrem Masih Ancam Mojokerto, Hujan Es dan Angin Kencang Hingga Panas Berlebihan 

Cuaca ekstrem hujan es bersamaan angin kencang masih berpotensi terjadi selama pergantian musim.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANg.COM/M Romadoni
DAMPAK ANGIN KENCANG - Rumah warga hancur usai diterpa hujan es dan angin kencang di Desa Penompo, Jetis, Kabupaten Mojokerto, (Jatim). Dampak bencana mayoritas merusak atap rumah dan merobohkan bangunan dapur. 

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Cuaca ekstrem hujan es disertai angin kencang masih berpotensi melanda wilayah Mojokerto Raya.

Warga patut waspada, dampak bencana angin kencang seperti yang merusak puluhan rumah di Kecamatan Sooko, Gedeg dan paling parah adalah di Kecamatan Jetis bisa terulang.


Prakirawan cuaca BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim mengatakan, cuaca ekstrem hujan es bersamaan angin kencang masih berpotensi terjadi selama pergantian musim.

"Masih ada potensi selama masa pancaroba," kata Oky Sukma dikonfirmasi melalui seluler, Selasa (14/10/2025).

Ia memaparkan, penyebab hujan es yang melanda sejumlah wilayah Mojokerto Raya pekan lalu, yang dipicu dari terbentuknya awan Cumulonimbus yang tumbuh sangat tinggi. 

Dalam awan Cumulonimbus terdapat sirkulasi aliran Udara naik (Updraft) dan turun (Downdraft).

"Ketika awan Cumulonimbus tumbuh tinggi, maka aliran udara tersebut juga semakin kuat. Saat downdraft keluar dari dasar awan Cumulonimbus, maka berhembuslah angin sangat kencang seperti menghantam permukaan tanah (Istilahnya downburst)," ungkap Prakirawan cuaca BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim.

"Kristal-kristal es yang terbentuk di dalam awan Cumulonimbus ini ikut terbawa Downburst, sehingga terjadi hujan es," imbuh Oky.

Untuk diketahui, pasca bencana hujan es dan angin kencang, wilayah Mojokerto Raya dilanda cuaca panas dengan suhu berlebihan berkisar antara 35-37 derajat.

Penjelasan BMKG Juanda, cuaca panas berlebihan ini lantaran Mojokerto mengalami kulminasi utama.

Prakirawan cuaca, Oky menjelaskan, fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama. 

"Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenit. Akibatnya bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," pungkas Oky.

Prakiraan cuaca BMKG, sejumlah wilayah Mojokerto berpotensi cerah berawan dan berpotensi hujan lokal hingga sepekan ke depan, pada Kamis (23/10/2025).

Wilayah yang berpotensi hujan meliputi  wilayah Kecamatan Dawarblandong, Gedeg, Jetis, Jatirejo, Puri, Sooko, Trowulan, Gondang, Ngoro.

Kalaksa BPBD Rinaldi Rizal Sabirin mengungkapkan, pihaknya mengimbau masyarakat Mojokerto  waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana menyusul cuaca ekstrem pergantian musim.

"Inti dari penanganan bencana adalah sinergitas dan kesiapsiagaan, dengan bencana yang setiap tahun terjadi masyarakat meningkat pengetahuannya," tukasnya. (don)

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved