Pamekasan
Baru Dibuka Tahun 2012, SMP 2 Batumarmar Pamekasan Ditutup Mulai Tahun Ajaran 2016/2017
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Batumarmar, Pamekasan, Madura, mulai tahun ajaran 2016/2017 bakal ditutup dan tidak menerima siswa baru.
SURYAMALANG.COM, PAMEKASAN – Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Batumarmar, Pamekasan, Madura, mulai tahun ajaran 2016/2017 bakal ditutup dan tidak menerima siswa baru.
Penutupan sekolah yang terletak di kawasan pantai utara(Pantura) ini berdasarkan hasil evaluasi Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan.
Dengan ditutupnya SMP 2 Batumarmar ini, maka untuk siswa kelas VII dan VIII, akan dipindah ke sekolah lain. Namun masih belum dipastikan, sekolah mana yang akan jadi jujugan siswa ini.
Sementara untuk siswa kelas IX dipertahankan, karena sudah mendekati ujian nasional (unas).
Plt Kadisdik Pamekasan, Moh Tarsun, kepada suryamalang.com, Rabu (16/3/2016), mengatakan, siswa kelas IX kini hanya empat orang dan sudah masuk data pokok pendidikan sebagai peserta unas tahun 2016, sehingga tidak bisa dipindah ke sekolah lain.
Setelah empat siswa kelas IX ini lulus, maka sekolah itu langsung ditutup. “Penutupan ini sudah berdasarkan pertimbangan, karena selama dua tahun belakangan ini jumlah siswa baru bukannya bertambah, malah berkurang,” kata Moh Tarsun.
Menurut Tarsun, secara aturan standard pelayanan minimal dalam satu rombongan belajar (rombel) minimal 20 siswa.
Dan ketika sekolah ini pertamakali dibuka pada 2012 lalu, jumlah siswa baru hanya sebanyak 13 orang. Kemudian pada tahun ajaran 2013/2014, siswa baru berkurang menjadi empat orang. Lalu pada ajaran 2014/2015, hanya tujuh siswa. Selanjutnya pada tahun ajaran 2015/2016, siswa baru turun menjadi tiga orang.
Diungkapkan, pihaknya sudah berusahan mempertahankan sekolah itu dengan mendatangi sejumlah SD, agar melanjutkan pendidikannya ke SMP 2 Batumarmar. Namun hingga tiga tahun peminatnya kecil.
Kurangnya masyarakat memasukkan anaknya ke sekolah itu, salah satu faktornya karena sejak 20 tahun di sekitarnya sudah berdiri sejumlah SLTP swasta.
Selain itu, sejak lahan depan sekolah dipersoalkan pemilik lahan dan ditutup, akses ke sekolah tertutup. Siswa yang hendak masuk sekolah, harus melewati pintu rumah penduduk. “Nah, untuk bangunan sekolah akan dimanfaatkan apa, masih belum dipikirkan,” kata Tarsun.