Malang Raya
Ternyata, Ini Dua Maling Motor yang Beraksi di Stadion Kanjuruhan
“Dua pelaku sebelumnya pernah dihukum dalam kasus pencurian kendaraan bermotor. Sementara tahun 2016 ini, yang terungkap ada 10 kejadian,”
Penulis: David Yohanes | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Bagi warga Malang yang pernah kehilangan sepeda motor di Stadion Kanjuruhan, dua pelakunya sudah dibekuk Satreskrim Polres Malang. Pasangan pencuri kendaraan bermotor, Suhri alias Hanafi (30) dan Paidi Alex (30) sudah beraksi sebanyak 10 kali.
Keduanya menjual hasil curian ke Lumajang, kepada penadah bernama Heri Joko Witanto (29). Suhri dan Paidi selalu beraksi saat hari Minggu pagi. Paidi, warga Krajan Mbangkong, Kecamatan Gedangan berperan sebagai “pemetik” motor. Sedangkan Suhri, warga Dusun Sumberduren, Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan, berperan sebagai joki.
“Dua pelaku sebelumnya pernah dihukum dalam kasus pencurian kendaraan bermotor. Sementara tahun 2016 ini, yang terungkap ada 10 kejadian,” ungkap Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Adam Purbantoro, Rabu (23/3/2016).
Dari dua pelaku ini, polisi menyita tiga sepeda motor. Masing-masing Honda CBR 150 N 6751 EED, Honda Beat N 4379 lX dan Honda Vario N 3561 ID. Selian itu ada empat kunci T dan beberapa plat nomor motor.
Adam mengungkapkan, dua sekawan ini keluar dari penjara tahun 2013. Keduanya kembali mencuri motor pada 2014 hingga saat ini. Dari 10 TKP yang terungkap, paling banyak dilakukan di Stadion Kanjuruhan.
“Selain di Kanjuruhan, mereka juga beraksi hingga di, Gondanglegi dan Sumbermanjing Wetan,” tambah Adam.
Menurut Suhri, setiap unit motor yang berhasil dicuri laku dijual seharga Rp 3.000.0000. Setidaknya ada lima motor yang diambil dari Stadion kebanggan Aremania ini. Yaitu Honda Beat merah, Honda Vario Orange, Vario putih, Honda Supra X 125dan Honda CB150R merah.
Sementara di Gondanglegi, kedua pelaku mendapat tiga motor. Yaitu Honda Vega R biru, Kawazaki Ninja RR, dan Yamaha Vega R. Sedangkan di Sumbermanjing Wetan, mereka pernah mendapat dua sepeda motor.
“Semua dijual ke Lumajang lewat Heri,” ucap Suhri.