Malang Raya
Sama-sama Dirazia, Penanganan Anak Punk Dibedakan dengan Anak Jalanan dan Pengemis
Ia mengimbau agar masyarakat tidak selalu berpikir negatif jika bertemu dengan anak punk.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: musahadah
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Linda Desriwati, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Malang mengatakan, penanganan terhadap anak punk berbeda dengan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan.
Menurutnya, kondisi yang terjadi pada anak punk berkaitan dengan gaya hidup. Sementara yang terjadi pada gelandangan, pengemis dan anak jalanan soal penghidupan.
“Sesuai dengan SOP (Standar Operating Procedur), setiap kali ada gepeng dan anjal harus direhabilitasi mentalnya di UPT Dinas Sosial Jatim di Sidoarjo. Kalau penanganan untuk anak punk berbeda. Mereka diberi pengarahan,” katanya, Rabu (23/3/2015).
Ia mengimbau agar masyarakat tidak selalu berpikir negatif jika bertemu dengan anak punk.
Alasannya, tidak semua dari mereka bakal membuat resah. Hanya saja, ia mengakui ada beberapa warga yang melapor ke Dinsos bahwa mereka mengaku takut dan khawatir setelah melihat penampilan para anak punk.
Dalam pengarahan Dinsos terhadap anak punk, pihaknya juga mencoba menggali potensi yang ada.
Dari salah satu anak punk asal Kota Malang, misalnya, Dinsos mengupayakan agar pria lulusan Sekolah Menengah Kejuruan itu mendapat pelatihan desain.
“Dari hasil berdebat dengan dia, ternyata kami tahu dia punya bakat di bidang itu. Saya akan sampaikan ke pimpinan supaya dia bisa mendesain salah satu seragam yang akan dibuat oleh Dinsos. Kalau dibina, mereka mungkin bisa merasa lebih percaya diri. Selama ini mereka sebenarnya banyak yang kurang perhatian,” pungkasnya.