Arema Cronus

Dengan Harga Tiket Terjangkau, Manajemen Arema Berani Pasang Target Pendapatan Rp 1 MIliar per Laga

Target pendapatan Rp 1 miliar di tiap penyelenggaraan laga kandang berani dipasang di ISC.

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: musahadah
surya/Dyan rekohadi
Manager bisnis Arema Cronus, Muhammad Yusrinal Fitriandi dan Media Officer Arema, Sudarmaji saat memberi keterangan pers di kantor Arema Cronus, Kamis (28/4/2016). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Bergulirnya kembali kompetisi sepakbola nasional melalui Indonesia Soccer Champhionship (ISC) turut menggelindingkan sisi bisnis dunia sepakbola.

Sisi bisnis inilah yang mulai ditata manajemen Arema Cronus.

Arema berharap animo Aremania tetap tinggi untuk hadir di stadion Kanjuruhan.

Target pendapatan Rp 1 miliar di tiap penyelenggaraan laga kandang berani dipasang di ISC.

Ada beberapa peluang perolehan pendapatan bagi manajemen Arema Cronus di setiap laga tandang.

Selain pendapatan dari penjualan tiket, manajemen Arema juga berusaha meraup pendapatan dari sponsorship yang memasang label produknya di papan iklan di sekeliling lapangan.

Seperti diberitakan sebelumnya, sepanjang kompetisi ISC manajemen Arema menetapkan dua versi harga tiket.

Harga tiket di laga kadang biasa Rp 35 ribu untuk kelas ekonomi, Rp 100 ribu untuk kelas VIP dan Rp 150 ribu di kelas VVIP.

Bila laga di Kanjuruhan masuk dalam kategori laga big match maka harga tiket kelas VIP dan VVIP akan jadi Rp 110 ribu dan Rp 160 ribu. Harga kelas ekonomi tetap Rp 35 ribu.

Media Officer Arema Cronus, Sudarmaji menyebut penjualan tiket di laga kandang rata-rata kuotanya sama di tiap pertandingan.

"Kelas ekonomi biasanya kami sediakan 35 ribu lembar tiket, di kelas VIP sekitar 2.200 tiket dan VVIP sekitar 300 an tiket," ujar Sudarmaji, Kamis (28/4/2016).

Dengan kapasitas penonton stadion Kanjuruhan mencapai 40 ribu orang, manajemen Arema menyediakan kuota penjualan tiket berbeda.

Persiapan penjualan tiket maksimal disiapkan untuk laga-laga dalam kategori bigmatch yakni saat Arema menjamu Persija, Persipura, Persib, Sriwijaya FC dan Bhayangkara Surabaya United.

Manager bisnis Arema Cronus, Muhammad Yusrinal Fitriandi memaparkan pendapatan dari penjualan tiket laga kandang sebesar Rp 1 miliar bisa didapat bila semua kursi di stadion Kanjuruhan terisi.

"Kalau penuh, bisa dapat segitu dari tiket. Itu perhitungan kotor. Tapi kalau dihitung bersihnya, dipotong pajak dan biaya operasional, dari Rp 1 miliar itu kami bisa dapat Rp 600 jutaan," ujar pria yang akrab dengan nama sapaan Inal itu, Kamis (28/4/2016).

Sepanjang kompetisi yang akan berlangsung hingga Desember 2016 itu Arema bakal bertanding di kandang sebanyak 17 kali.

Jumlah pertandingan itu tentunya disesuaikan dengan jumlah tim peserta kompetisi sebanyak 18 tim.

Pendapatan klub dari penjualan tiket kandang tentunya akan sangat membantu perputaran bisnis di manajemen Arema Cronus.

Seperti diketahui, General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo pernah menyebut bila pengeluaran untuk pembayaran gaji pemain di klub Arema Cronus sudah hampir mencapai Rp 1 miliar sebulan.

Biaya gaji pemain dan operasional klub Arema ini harus diakui banyak ditopang dari pendapatan penjualan tiket.

Pendapatan besar klub lainnya diperoleh dari tunjangan penyelenggara kompetisi dan tv share.

Sedangkan pendapatan klub lainnya berasal dari sponsorship. Baik itu sponsor utama yang memasang logo di jersey tim maupun pemasang iklan di papan e-board di lapangan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved