Jendela Dunia

Cewek Belgia Ini Ungkap Janji-Janji Palsu ISIS, Ternyata Beginilah Nasibnya Setelah Hijrah ke Suriah

"Saya tidak dipaksa untuk menjadi seorang Muslim, saya dibujuk,” kata Laura

Penulis: Eko Darmoko | Editor: eko darmoko
metro.co.uk
Laura Passoni dan anaknya 

“Tidak ada pajak, perawatan kesehatan gratis tapi hanya pengobatan alternatif. Hidup di sana ternyata sangat mahal,” ucapnya.

Dia mengakui bahwa dia tidak pernah diperlakukan kasar, tapi ia merasakan hidup seperti seorang tahanan.

“Saya dilarang untuk melakukan apa-apa, aku hanya harus mengurus rumah dan anak-anak. Aku tidak bisa meninggalkan rumah atau menggunakan internet tanpa kehadiran seorang pria,” ungkap Laura.
Laura pun takut, bahwa suatu saat nanti pasukan ISIS akan mengambil anak-anaknya secara paksa.

"Saya memutuskan untuk kabur dengan segala resikonya,” tegasnya.

Alhasil, Laura berhasil mendapatkan ponsel dan bisa berkomunikasi secara diam-diam dengan orang tuanya.

Akan tetapi, Laura tidak mengungkapkan secara detail bagaimana ia bisa kabur dari kamp ISIS.

Media lokal mengungkap sedikit proses pelarian diri Laura, yakni pihak berwenang Belgia bekerja sama dengan jihadis asal Turki sebagai perantaranya.

Kini, Laura sudah bebas dan bisa bercengkrama bebas dengan anak-anaknya.

Laura memiliki orang tua dari Italia yang pindah ke Belgia sebagai pengungsi selama Perang Dunia II.

“Saran saya untuk wanita muda, jangan sampai Anda terbujuk oleh janji-janji manis ISIS,” imbaunya.

Setelah Laura lolos dari ISIS, ia menghadapi penyelidikan polisi dan dijatuhi hukuman lima tahun masa percobaan dan denda 11.800 Pound Sterling atau senilai Rp 227 juta.

Hal ini sebagai dugaan bahwa Laura terlibat dalam gerakan radikal bersama ISIS.

Laura juga dilarang menggunakan media sosial.

“Saya menerima hukuman ini. Jujur, hukuman ini terbilang ringan dari pada harus hidup bersama ISIS di Suriah,” imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved