Malang Raya

Empat Mahasiswa Universitas Brawijaya Sukses Buat Mesin Fermentasi Yogurt

"Alat ini sudah kami sosialisasikan ke warga Desa Ngabab, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang pada akhir April 2016 lalu,"

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Inilah AYTRON, mesin fermentasi yogurt buatan empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang. 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat mesin fermentasi yogurt. Namanya AYRTON atau Authomatic Yoghurt Bioreactor (AYTRON).

Mereka adalah Mas Wisnu Aninditya, Nada Mawarda Rilek, Sri Handayani Nofiyanti, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian dan M. Ghadafy, mahasiswa Teknik Elektro. Semuanya mahasiswa semester enam.

"Alat ini sudah kami sosialisasikan ke warga Desa Ngabab, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang pada akhir April 2016 lalu," jelas Wisnu dan Ghadafy ketika ditemui SURYAMALANG.COM di kampusnya, Rabu (11/5/2016).

Direncanakan, alat itu akan diserahkan ke mitranya, Kelompok Peternak Dworowati pada 17 Mei 2016 nanti. Diharapkan setelah itu, pelaku UKM lainnya bisa memanfaatkan alat tersebut untuk membantu produksi yogurt.

Namun untuk ke UKM lain, alatnya akan dijual. Sedang yang diberikan ke kelompok Dworowati itu merupakan sumbangan karena pembuatannya sudah dibiayai dari Kemenristek Dikti.

Menurut mereka, dengan alat itu, maka bisa membantu produktifitas membuat yogurt.

"Selama ini, pembuatan yogurt konvensional perlu waktu lama sampai 18 jam. Jika memakai alat ini, cukup 4-5 jam," terang mereka.

Cara pembuatan yogurt konvensional yaitu fermentasi pada wadah tertutup
suhu ruang 18-27 derajat celcius. Sehingga waktunya lama. Namun dengan mesin ini, terjadi selisih waktu yang cukup signifikan itu.

Dengan begitu, peternak bisa menggenjot produksi yogurt. Ia mencontohkan di kelompok Dworowati.

"Permintaan yogurt banyak, namun produksi masih sedikit karena pembuatannya konvensional," kata Mas Wisnu.

Produksinya masih 50 liter per hari. Padahal produksi susu dari kelompok peternak ini cukup banyak. Yogurt dijual kelompok ini antara lain di taman wisata Dewi Sri di Pujon dan di sekitar TMP Kota Batu.

Pengolahan susu mandiri dengan cara membuat yogurt itu untuk meningkatkan nilai jual susu. Di bawah bimbingan dosen Yusron Sugiarto STP MP MSc, mesinnya mengombinasikan teknologi pemanasan electrical heating dan fuzzy logic control.

Electrical heating adalah sistem pemanasan yang mampu meratakan panas pada udara lingkungan. Menurut Wisnu, AYRTON dibuat untuk Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Teknologi Kemenristek Dikti pada 2016.

AYTRON bekerja pada ada suhu yang telah disesuaikan dengan kebutuhan suhu optimal pertumbuhan Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus Termophillus (starter) pada proses fermantasi yoghurt yaitu di suhu 43 derajat celcius. "Proses pembuatan alatnya sekitar satu bulan," jawab Wisnu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved