Malang Raya

Bandara Internasional Purboyo di Bantur, Kabupaten Malang, Dibangun Tahun Depan

"Tahun ini desain Bandara Purboyo Malang sudah ada. Tahun depan sudah bisa dibangun," kata Menteri Perhubungan

Penulis: faiq nuraini | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
ILUSTRASI: Pesawat Garuda Indonesia diparkir di Bandara Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Senin (11/7/2016). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan memastikan akan memulai pembangunan Bandara Internasional Purboyo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Tahun depan segera dimulai pembangunannya. Mengingat Bandara Abdurrahman Saleh saat ini terus terancam abu vulkanik Gunung Bromo.

Terakhir, bandara milik TNI-AU itu harus ditutup lantaran semburan abu vulkanik. Akibatnya, aktivitas penerbangan di bandara ini lumpuh. "Tahun ini desain Bandara Purboyo Malang sudah ada. Tahun depan sudah bisa dibangun," kata Menteri Perhubungan Ignatius Jonan saat ditemui saat sidak Terminal Purabaya, Senin (11/7/2016).

Untuk membangun bandara tersebut membutuhkan waktu dua tahun. Setelahnya sudah bisa dioperasikan. Saat ini, semua pihak telah sepakat untuk mempercepat pembangunan bandara internasional tersebut. Bandara dengan panjang runway sekitar 3 KM, setara dengan Bandara Juanda.

Pembangunan bandara baru itu dikatakan Jonan sudah masuk rencana bersama Pemprov Jatim. Keduanya juga sudah berkoordinasi dengan TNI AL. Sebab, lahan di Purboyo itu di antaranya juga akan menempati lahan milik TNI AL.

Menteri asli Surabaya ini memastikan bahwa pembangunan bandara itu bukan wacana lagi. Namun demikian, setiap pembangunan bandara harus mendapat dukungan semua pihak. Tidak hanya pemerintah, unsur lain, tapi juga masyarakat setempat.

"Bupati Malang juga harus mendukung seperti Pakde Karwo. Namun yang lebih penting adalah masyarakatnya," kata Jonan.

Menteri ini memberi contoh atas berhasil dibangunnya bandara di Pulau Bangka. Bandara itu sudah dibangun terminal dengan luasan sekitar 13.000 meter peresegi. Namun hingga saat ini bandara ini malah tidak dioperasikan.

Ternyata, akses jalan menuju bandara di Pulau Bangka itu bermasalah. Jalan menuju bandara yang telah dibebaskan itu bermasalah hukum. Ini lantaran masyarakat setempat tak mendukung sepenuhnya. Karena sudah mengandung masalah hukum, semua tak bisa sembarangan.

"Kami berharap semua pembebasan lahan itu harus dibayar dengan benar. Sebab akan ada proses hukum yang harus ditanggung jika bermasalah. Ini tak boleh terjadi saat pembangunan Bandara Purboyo nanti," tambah Jonan.

Diperlukan kerja sama semua pihak. Khusus dengan TNI AL, Menhub itu juga memastikan sudah menjadi tanggung jawabnya. Gubernur Jatim Soekarwo yang ikut sidak malam ini menyatakan bahwa pembangunan bandara baru itu tak ada kendala berarti.

"Kalau Pak Menteri sudah oke, ya pasti dibangun. Semua sudah oke termasuk dengan TNI AL. Kami juga didukung Pemkab Malang," kata Pakde Karwo.

Bandara Purboyo itu rencanyaa akan dibangun di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Hasil feasibility study (FS) atau studi kelayakan telah menghasilkan Detail engineering design (DED) bandara. Rencananya, panjang runway minimal 3.000 meter.

Lantas, bagaimana nasib Bandara Abdurrahman Saleh. Bandara yang inklaf (numpang) di lahan milik TNI AU itu akan tetap dioperasikan. Namun bandara di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang itu sepenuhnya untuk kepentingan Hankam di lingkungan TNI AU.

Jika terealisasi, Bandara Purboyo ini akan mampu menjangkau dan melayani setidaknya 11 kota dan kabupaten di Malang dan sekitarnya. Di antaranya Malang, Pasuruan, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Kediri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved