Surabaya
Ternyata, 50.000 Guru di Jawa Timur Masih Honorer
“Sekarang ini kelihatannya pemerintah tidak mampu memetakan jumlah lulusan calon guru yang dipersiapkan LPTK,"
Penulis: sulvi sofiana | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Adanya moratorium pemerintah terkait tenaga guru membuat lebih dari 50.000 dari 500.000 tenaga guru honorer di Jawa Timur, masih berstatus honorer. Padahal setiap tahunnya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mencetak calon tenaga guru.
Ketua PGRI Jatim Ichwan Sumadi mengungkapkan, banyaknya lulusan LPTK ini menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan. Karena kurangnya daya serap guru membuat banyaknya pengangguran intelektual.
“Sekarang ini kelihatannya pemerintah tidak mampu memetakan jumlah lulusan calon guru yang dipersiapkan LPTK. Sehingga kalau dilihat jumlah lulusannya luar biasa banyak. Misalkan di setiap LPTK besar yang meluluskan hingga 3.000 mahasiswnya. Padahal LPTK swasta di Jatim mencapai 300 lembaga,” terang Ichwan, Minggu (17/7/2016)
Sehingga pembatasan dan pemetaan penerimaan mahasiswa baru di LPTK harus dikaji kembali. Pemerintah juga harus merencanakan kebutuhan calon guru berdasarkan pelajaran dan lokasinya, apalagi saat ini banyak didirikan SMK yang membutuhkan banyak tenaga pengajar.
“Moratorium kalau bisa dihapuskan, karena setiap tahunnya meskipun tidak besar juga ada guru PNS yang pensiun. Sekolah akan kesulitan jika harus mempekerjakan honorer terus,” terangnya.
Prihatin dengan banyaknya lulusan LPTK yang tidak bisa menjadi guru. Iapun berharap Perguruan Tinggi juga menyiapkan keahlian lain pada mahasiswanya. Sehingga saat lulus, tidak hanya mengampu menerapkan ilmu keguruan saja.
Daya serap guru untuk lulusan LPTK semakin kecil juga karena adanya aturan guru merupakan lulusan LPTK atau non LPTK yang telah menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG) selama satu tahun.
“Yang jadi guru juga bisa jadi dari lulusan S1 Pendidikan Ekonomi yang melakukan pendalaman masalah ekonomi di PPG. Atau malah S1 Ekonomi yang melakukan pendalaman masalah pendidikan.dalam PPG,” lanjutnya.
Sementara itu, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melihat peluang lulusan guru masih besar. Tak hanya di lembaga negeri, namun juga di lembaga swasta.
Rektor Unesa, Warsono memgungkapkan, Unesa sebagai LPTK setiap tahunnya juga meluluskan 3.000 calon guru.
“Kalau melihat adanya 12 LPTK negeri di Indonesia, maka jumlah guru yang dihasilkan tiap tahunnya sebanyak 18.000,” tuturnya.
Jumlah ini, lanjutnya belum menutupi kebutuhan nasional guru yang mencapai 60.000 guru pertahun. Sehingga peranan LPTK swasta juga dibutuhkan ntuk pemenuhan tenaga guru. Namun, tentunya dengan kualitas yang memadai untuk dipergunakan di lembaga pendidikan.
Kualitas inilah yang diunggulkan Unesa dalam mempersiapkan lulusannya, sehingga bisa menjadi tenaga pengajar yang professional.