Kediri

King Kong “Lahir” dari 2,5 Ton Jagung di Lereng Gunung Kelud, Diserbu Wisatawan Sebagai Objek Selfie

Patung ini terletak di Kampung Anggrek di Dusun Sumberpetung, Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri

Penulis: Didik Mashudi | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Didik Mashudi
Pengunjung berfoto bersama di sekitaran Patung King Kong di Lereng Gunung Kelud, Kabupaten Kediri. 

SURYAMALANG.COM, KEDIRI – Patung King Kong atau Gorila Raksasa yang ada Kampung Anggrek di Dusun Sumberpetung, Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri mulai dibanjiri para pengunjung. Keberadaan patung ini menyambut pengunjung yang datang ke Kampung Anggrek.

Lokasi patung raksasa ini berada di tengah hamparan kebun nanas. Dari kejauhan Patung Kingkong yang didominasi warna kuning jagung itu sudah terlihat menjulang tinggi. Masyarakat yang tengah berwisata ke kawasan Lereng Gunung Kelud sudah mulai banyak yang berdatangan. Para pengunjung ini banyak yang memanfaatkan untuk ajang berfoto bersama.

Model patung banyak didominasi warna kuning karena memang terbuat dari tongkol jagung. Hanya menyisakan warna hitam kecoklatan pada bagian wajah dan tangannya.

Tangan kiri Gorilla ini tampak memegang pot berisi rangkaian bunga anggrek Dendrobium. Menurut Zaenudin, pimpinan pengelola Kampung Anggrek, patung Gorila ini tingginya mencapai 6 meter. Bahan baku utamanya dari tongkol jagung. "Patung dikerjakan selama sebulan, menghabiskan 2,5 ton jagung,” jelasnya.

Keberadaan patung Gorilla ini menjadi perhatian para pengunjung. Sebelum ke green house anggrek, wisatawan banyak yang datang untuk berfoto di areal patung. Sejumlah pengunjung menilai keberadaan patung bakal menambah daya tarik wisata Kampung Anggrek. “Bagus dan kreatif karena jarang ada di tempat wisata di Indonesia,” ungkap Raina, salah seorang wisatawan.

Patung Gorilla ini dibuat oleh Sukar, karyawan PT Sumber Sari Petung (SSP). Semula, Zaenudin menunjukkan contoh model patung lumba-lumba yang terbuat dari tongkol jagung di Thailand. Kemudian Sukar diminta untuk membuat patung binatang Gorilla. Meski tidak memiliki pengalaman membuat patung Gorilla, namun Sukar menyanggupinya.

Patung dibuat sejak awal Juni lalu dan ditargetkan selesai menjelang Hari Raya Idul Fitri. Supaya kokoh, pondasinya ditanam sedalam satu meter. Kemudian kerangka patung Gorilla terbuat dari bambu dan karung goni. Dibantu dua karyawan lainnya, pria asal Ngawi ini merangkai tongkol jagung dengan kawat.

Rangkaian tongkol jagung itu kemudian dibelitkan ke sekujur tubuh patung Gorilla, mulai dari mata kaki hingga kepala. “Perkiraan awal jagungnya tidak sampai 2 ton, ternyata butuh jagung lebih banyak,” ungkap Sukar.

Patung Gorilla ini menjadi wahana baru bagi pengunjung Kampung Anggrek. Patung Gorilla ini tak lepas dari visi Kampung Anggrek untuk edukasi pengunjung.

“Patung Gorilla diharapkan mengedukasi anak-anak agar mencintai alam, termasuk tanaman dan binatang langka,” ungkap Zainudin, mantan Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember.

Kampung Anggrek diresmikan pada 7 Mei 2016. Saat ini masih proses perbanyakan pada laboratorium kultur jaringan yang diharapkan tuntas pada 2018. Target produksi mencapai 1 juta anggrek per tahun.

Animo masyarakat untuk mengunjungi Kampung Anggrek sangat tinggi. Pengelola juga membangun wahana baru seperti Istana Kelinci dan Kambing Morino. Biasanya pengunjung selalu membeludak pada setiap hari libur.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved