Malang Raya

Berawal dari Hobi Menggambar, Mahasiswa Bisa Bangun Bisnis dan Kumpulkan Duit

“Sekarang masih lingkup Malang Raya, dan sudah ada target pasar baru untuk diperluas ke Bandung. Karena di sana ada saudara yang bisa membantu,"

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Sany Eka Putri
Jamaluddin, menunjukkan karya desain terbarunya yang siap dipasarkan, Senin (25/7/2016). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Gemar mendesain baju, bukan sebagai hobi biasa saja dari pria bernama Jamaluddin ini. Karena dari kesenangannya itu, ia pun mampu meraup rupiah yang selalu membuatnya tersenyum lebar.

Sejak akhir 2015 lalu, ia memang sudah mulai serius ke dunia gambar itu dan sampai sekarang terus mendapat kepercayaan dari banyak kolega.

Dengan mengusung brand Klauz, pria yang akrab disapa Aad ini ternyata memulai bisnisnya dari sebuah ketidaksengajaan. Statusnya sebagai mahasiswa semester akhir di Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) saat itu mampu membuatnya berkesempatan mendapat sebuah dana segar.

Di mana salah seorang dosen pembimbingnya merekomendasikan ia untuk turut serta dalam kompetisi pencanangan dana segar oleh pihak kampus.

“Nama programnya IBK (Iptek Bagi Kewirausahaan), karena lolos seleksi saya pun mendapat modal untuk membangun usaha,” katanya, Senin (25/7/2016).

Menurutnya, dari peluang besar itulah ia semakin optimis mampu melanjutkan keinginannya berbisnis secara serius. Dari yang hanya memasarkan produk melalui mulut ke mulut di lingkup kampus saja, sekarang ia sudah memanfaatkan media sosial dengan target pasar yang lebih luas lagi, dan terbukti ampuh.

“Sekarang masih lingkup Malang Raya, dan sudah ada target pasar baru untuk diperluas ke Bandung. Karena di sana ada saudara yang bisa membantu penjualan,” tambah Aad.

Untuk semakin meningkatkan penjualan, menurutnya strategi yang diterapkan bukan hanya dalam segi pemasaran saja, melainkan juga kreatifitas dalam membuat sebuah desain baru, yang tidak hanya sesuai dengan tren kekinian, tapi juga harus memiliki nilai tambah yang akan membuat customer semakin tertarik dan menghargai karyanya.

Paling baru, ia mulai memasarkan produknya yang diselipi dengan prinsip pelestarian budaya. Salah satunya dengan penggunaan bahasa daerah yang dimiliki masyarakat di setiap wilayah Indonesia.

Sehingga, nilai tambah pun berhasil ia dapat. Karena kaos yang ia sisipi dengan tulisan khas itu akan memberi pengetahuan baru bagi yang membaca, sekaligus mengingatkan akan keberagaman Indonesia.

Dicontohkannya untuk t-shirt keluaran anyarnya misalnya, yang pada bagian depan terdapat tulisan kata Be’na, Be’en, Kakeh, dan Hedeh. Menurutnya, empat kata yang tertulis itu memiliki arti yang sama yaitu kamu, dan masing-masing merupakan bahasa madura dari wilayah yang berbeda.

“Kedepan saya menargetkan membuat desain berbau etnik yang lebih banyak lagi, sekaligus memperbesar bisnis dengan memiliki store serta konveksi sendiri. Sekarang saya memanfaatkan media sosial dan jasa rekanan untuk menjahit, saya optimis taregt ini tercapai secepatnya,” pungkas dia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved