Malang Raya
Mahasiswa UB Malang Bikin Aroma Terapi dari Limbah Minyak Jelantah
"Ayo, kalau ada minyak jelantah kasih ke kita. Di Malang, sehari ada 820 liter minyak jelantah berdasarkan data BPS pada 2012,"
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Tim Arulia Zalni dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) Malang membuat aroma terapi dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah.
Setelah dilakukan proses penjernihan, minyak itu kemudian dicampur dengan jeli dengan berbagai aroma. Ada kopi, cokelat, dan vanila.
"Cobain deh aroma terapi kopinya. Bisa menghilangkan stres," tutur Arulia, mahasiswa semester 4 FPIK ketika memamerkan karyanya untuk persiapan ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di IPB Bogor, Selasa (2/8/2016).
Tim ini mengemasnya dalam botol plastik. Namanya Mijel Natural Relaxants dan dibanderol harga Rp 9 ribu untuk isi 80 gram. Jika tergoda aromanya, rasanya seperti ingin melumat isinya yaitu butiran jeli model biji kopi.
Menurut mahasiswa berhijab ini, minyak jelantah di Kota Malang cukup banyak. Sebab penjual gorengan bertebaran di mana-mana.
"Ayo, kalau ada minyak jelantah kasih ke kita. Di Malang, sehari ada 820 liter minyak jelantah berdasarkan data BPS pada 2012," jelas dia.
Bisa jadi, tahun ini jumlahnya meningkat. Sebab data yang disampaikan itu empat tahun lalu. Bagi konsumen, keberadaan minyak jelantah itu biasanya menimbulkan rasa bingung hendak dibuat apa. Sebab dibuang juga akan mencemari lingkungan.
Cara pembuatan aroma terapi Mijel secara sederhana yaitu minyak jelantah itu diproses untuk netralisasi dengan ampas tebu. Ampas tebu pun diperolehnya dari penjual yang tidak memanfaatkan lagi.
Kedua limbah itu disatukan dengan perendaman selama 48 jam. Hasilnya minyah jelantah dengan lemak jenuh yang membahayakan kesehatan bisa menjadi migor baru.
Setelah itu bubuk jeli ditambahi aroma esens seperti kopi, cokelat dan vanila diolah. Kemudian dicetak seperti butiran kopi dan cokelat bar. "Sejak dijual Maret sampai Juni 2016, kami sudah berhasil menjual 2300 buah," jelas dia.
Mereka menjual dengan online, ke mahasiswa dll. Menurutnya, dengan penggunaan aroma terapi dari minyak jelantah bisa membantu berhemat ruangan. "Bahannya juga tidak mengandung kimia," katanya.