Malang Raya
Satu Desa di Malang, Penduduknya Jadi Perajin Cobek
Untuk mengerjakan cobek ini, ia membeli batu gunung sebanyak 400 batu berukuran besar dalam 1 truk. Batu itu, untuk pasokan cobek dalam satu bulan.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: fatkhulalami
Ayah tiga anak ini, menjalani pekerjaan menjadi perajin cobek dan ulegan sejak duduk dibangku kelas 2 SD. Bahkan, ia berhenti sekolah hanya untuk melanjutkan pekerjaan ini. Karena, dari nenek hingga orangtuanya juga bekerja sebagai perajin cobek. Sama seperti Riyati, ia juga menjual cobek dan ulekan yang ia buat.
“Harganya lebih mahal yang rombongan. Karena pasti barangnya lebih bagus. Yang kecil ini 8 ribu rupiah. Kalau yang besar ada yang 15 ribu ada juga yang 25 ribu,” imbuhnya.
Karena ia membuat mulai dari awal, krecek (batuan sisa) ia jual juga. Yakni dengan harga Rp 110 ribu per mobil pickup. Rianti dan Sutrisno serta seluruh penduduk desa Toyomarto, mendapat alat-alat untuk menghaluskan cobek batu ini dari pemerintah tahun 2014 lalu.
Tentunya, penduduk desa merasa sangat terbantu dengan bantuan berupa alat itu. Sehingga menjadikan pekerjaan utama.
Terpisah, Kepala Desa Toyomarto, Moch Nari menambahkan, setidaknya ada 60 perajin cobek dan ulekan di desa ini.