Kediri
Seribu Penari Barong Hibur Warga di Monumen Simpang Lima Gumul Kediri
Wakil Bupati Kediri Masykuri berharap kegiatan pentas tari kolosal 1.000 barong ini dapat melestarikan kesenian tradisional
Penulis: Didik Mashudi | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Ribuan masyarakat rela berjejal memadati kawasan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) untuk menyaksikan pentas 1.000 penari barong. Pentas kolosal ini menjadi penutup Pekan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kediri, Sabtu (6/8/2016).
Pentas penari barong ini diawali dengan tari-tarian dari sejumlah sanggar tari. Kemudian dilanjutkan dengan pentas dari duta kesenian dari daerah lain yang ikut tampil.
Usai pentas kesenian daerah barulah penari barong beraksi bersama-sama. Suara caplokan dari barongan saling bersahutan mewarnai tarial massal penari barong.
Panggung acara ini memanjang sepanjang 100 meter di jalan depan Kantor Bank Daerah. Tamu undangan dan pejabat Muspida Kabupaten Kediri menyaksikan dari panggung kehormatan.
Pentas kolosal ini terwujud hasil kerja sama dengan Paguyugan Seni Jaranan (Pasjar) Kabupaten Kediri. Antusiasme pengunjung karena kesenian jaranan banyak memiliki penggemarnya. Sehingga pengunjung yang datang dari berbagai pelosok desa yang ada di Kabupaten Kediri.
Tari kolosal ini hanya memamerkan adegan tarian barong bersama-sama. Penarinya ada yang masih kanak-kanak membawa barong kecil, remaja, orang dewasa hingga manula. Malahan ada sejumlah penari barong perempuan juga ikut tampil.
Tahun ini jumlah penari barong yang tampil sedikit berkurang dibanding tahun lalu. Namun tak menyurutkan masyarakat untuk menyaksikan pentas tari kolosal ini.
Usai pentas, pengunjung banyak yang meminta berfoto bersama dengan penari barong. Membeludaknya pengunjung terlihat dari jalanan yang ada di seputaran Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) macet total.
Malahan masyarakat kesulitan mendapat lahan parkir karena lokasi parkir penuh. Bahkan jalanan semakin menyempit karena dipakai lokasi parkir masyarakat. Tukang parkir pun panen karena tarif parkir sepeda motor Rp 5.000 dan mobil Rp 10.000.
Sempat terjadi kemacetan panjang di jembatan perbatasan Sumberejo - Paron. Karena bubaran pentas kolosal kendaraan dari arah barat dan timur tidak mau mengalah. Kemacetan itu sulit terurai karena tidak ada petugas kepolisian yang mengaturnya.
Wakil Bupati Kediri Masykuri berharap kegiatan pentas tari kolosal 1.000 barong ini dapat melestarikan kesenian tradisional. Sehingga kesenian jaranan semakin dikenal dan digemari masyarakat.