Malang Raya

Destinasi Wisata Buah Jeruk di Kota Batu, Balitjestro, Makin Diminati Wisatawan, Ini Alasannya . . .

Kepala Balitjestro Kota Batu, Joko Susilo Utomo mengatakan, minat dari wisatawan untuk berkunjung ke Balitjestro Kota Batu dirasa cukup besar.

Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Ahmad Amru Muiz
Kapolres Batu, AKBP Leonardus Simarmata, saat berkunjung ke Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Kota Batu 

SURYAMALANG.COM, BATU - Sejak dibuka tanggal 4 Agustus 2016, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Kota Batu mencapai kisaran 100-200 orang per hari. Jumlah pengunjung tersebut akan mengalami kenaikan hingga 300 wisatawan pada hari libur Sabtu dan Minggu.

Kepala Balitjestro Kota Batu, Joko Susilo Utomo mengatakan, minat dari wisatawan untuk berkunjung ke Balitjestro Kota Batu dirasa cukup besar. Ini dikarenakan Balitjestro dinilai menjadi destinasi wisata edukasi tanaman buah jeruk yang sebelumnya kurang dikenal luas masyarakat meski keberadaanya sudah lama di Kota Batu.

"Itu yang kami rasakan dari terus mengalirnya wisatawan ke Balitjestro, dan mereka juga ingin menikmati wisata petik jeruk yang kami buka selagi tanaman buahnya masih ada," kata Joko Susilo Utomo saat menerima kunjungan Kapolres Batu, AKBP Leonardus Simarmata bersama jajaran Polres Batu, Jumat (19/8/2016).

Dijelaskan Joko Susilo, keberadaan Balitjestro sebagai lembaga penelitian tanaman jeruk dan subtropis di bawah Kementerian Pertanian RI mendapat perhatian besar dari masyarakat. Hal itu bisa dilihat ketika diselenggarakannya Balijestro Innovation Technology Expo (BITE) 2016 awal bulan Agustus ini.

Pengunjung tidak hanya dari wilayah Jawa Timur saja, melainkan juga dari Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagainya. Bahkan, jumlah pengunjung yang berniat menjadi peserta pelatihan budidaya menanam dalam BITE 2016 yang ditarget sekitar 400 terlampaui 600 peserta. Demikian juga dengan jumlah pengunjung BITE yang diperkirakan hanya sekitar 1.500 orang terlampaui menjadi 3.000 orang dalam tiga hari penyelenggaraan.

"Kondisi tersebut di luar perkiraan kami, dan kami menyadari kalau masyarakat memberi perhatian besar pada Balitjestro," tandas Joko Susilo.

Memang, diakui Joko Susilo, dalam pengembangan penelitian tanaman jeruk di Balitjestro terus dilakukan. Sekarang ini saja, dari luas lahan Balitjestro mencapai 2 hektar ada sekitar 700 tanaman jeruk yang terus dikembangkan. Dari tanaman jeruk tersebut kini buahnya menjadi destinasi wisata tersendiri di Kota Batu sebagai wisata petik jeruk.

Terlebih, tambah Joko Susilo, dari buah jeruk yang dihasilkan dari tanaman di Balitjestro tersebut masyarakat bisa menikmati kesegaran buah jeruk. Kesegaran buah jeruk dari Balitjestro lebih baik dibanding buah jeruk impor di pasaran. Bahkan, kualitas buah jeruk Balitjestro lebih baik dibanding buah jeruk impor.

"Itulah mungkin juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk datang ke Balitjestro agar bisa mendapatkan buah jerus produk lokal berkualitas. Apalagi tanaman jeruk yang tahan segala musim dan cuaca selalu berbuah dengan baik asalkan tanamannya sehat," tutur Joko Susilo Utomo.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved