Jendela Dunia

ISIS Bergelimang Harta! Inilah 6 Sumber Dana Utama yang Diperoleh ISIS untuk Aksi Teror

Penculikan dan permintaan uang tebusan ibarat pisau bermata dua bagi ISIS. Di satu sisi menjadi sumber pemasukan

Editor: eko darmoko
AFP
Abu Muhammad al-Adnani, salah satu tokoh pendiri ISIS dan kemudian menjadi juru bicara ISIS yang bertanggung jawab atas semua serangan di luar negeri Suriah dan Irak. Dia tewas dalam serangan AS di Aleppo, Suriah, Selasa (30/8/2016). 

SURYAMALANG.COM - Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) membutuhkan dana yang tak sedikit untuk biaya kelompok mereka.

Dana ini digunakan untuk mulai dari persenjataan, perekrutan anggota, hingga rencana teror bom yang kerap mereka lakukan di banyak tempat di belahan dunia.

Lantas, dari mana kelompok teroris ini mendapatkan dana tersebut? Berikut adalah enam sumber dana utama yang menyokong pergerakan ISIS yang dirangkum dari berbagai sumber.

1.Penjualan minyak illegaI

Ini merupakan sumber utama pendanaan ISIS. Selama ini, ISIS telah merebut beberapa ladang minyak penting di Suriah dan Irak.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa jalur penyelundupannya adalah melewati Turki.

Pentagon menaksir, tiap bulan ISIS meraup omzet hingga 40 juta dollar AS dari pasar gelap minyak, atau setara dengan Rp 525 miliar.

2.Penjarahan bank

ISIS selalu menjarah bank-bank di kawasan yang mereka rebut di Suriah dan Irak.

Pemerintah AS menaksir, antara 500 juta hingga satu miliar dollar AS mereka raup dari bank-bank tersebut.

Saat menaklukkan Kota Mossul di utara Irak, dilaporkan dana sebesar 420 juta dollar AS raib dijarah.
Jumlah ini cukup buat membayar gaji 50.000 teroris mereka selama setahun.

3.Pajak dan pemerasan

Delapan juta rakyat di kawasan kekuasaan ISIS harus membayar pajak antara 5 sampai 15 persen dari pendapatan.

Pemerintah Jerman melaporkan, ISIS juga menerapkan pajak khusus bagi warga non-Muslim.

Pajak pun berlaku bagi perusahaan di kawasan yang ditaklukkan harus membayar rutin sejumlah uang perlindungan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved