Malang Raya
Sopir Angkot di Terminal Hamid Rusdi Kota Malang Enggan Masuk Terminal, Lho Mengapa Ker?
Pantaun SURYAMALANG.COM, hanya belasan saja yang ada di lokasi sekitar pukul 13.15 WIB
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KEDUNGKANDANG – Pascapembersihan jalan dari Pasar Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi di Jalan Mayjen Sungkon, Dinas Perhubungan Kota Malang terus menata angkutan kota dan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang melintas diwilayah itu. Akan tetapi, hingga Minggu (11/9/2016), kondisi terminal yang diresmikan tahun 2009 itu masih juga sepi.
Pantaun SURYAMALANG.COM, hanya belasan saja yang ada di lokasi sekitar pukul 13.15 WIB. Hingga sekitar 30 menit, hanya satu angkot yang bergerak mengangkut penumpang. Itu pun, jumlah penumpang yang ada di dalam angkutan jurusan Arjosari-Borobudur-Gadang (ABG) itu tak terisi penuh.
Sopir angkot ABG itu, Yuli, menuturkan, kondisi semacam itu sudah terjadi setiap hari. Sejak penertiban di Pasar Gadang digalakkan pertengahan Agustus lalu, ia menyebut ada perubahan, namun tidak signifikan. Kebanyakan sopir angkot masih ngetem di perempatan Pasar Gadang. Mereka baru akan menuju ke terminal jika ada petugas Dishub yang berjaga di lokasi.
“Masih sepi seperti ini,” katanya.
Setidaknya ada beberapa angkutan kota dan angkutan desa yang berada di lokasi terminal siang itu. Selain ABG, beberapa di antaranya yakni angkot jurusan Landungsari-Dinoyo-Gadang (LDG), Gadang-Mergan-Landungsari (GML), dan angkutan desa jurusan Gadang-Paksisaji-Petungroto (GPP).
Bondet, nama panggilan akrab salah satu sopir LDG, mengaku, hanya berkunjung ke terminal saat ingin makan siang. Di sana, ia memiliki langganan penjual nasi. Alasan enggan berhenti dan menunggu penumpang di sana karena jumlah penumpang yang turun di terminal itu amat sedikit.
“Yang turun di sini hanya mereka yang tidak tahu saja. Kalau mereka yang tahu, mereka akan turun di Gadang,” ujarnya.
Ia berharap, pemerintah kota dan pemerintah kabupaten akan mengalihkan trayek bus jurusan Gadang-Dampit agar tidak melewati perempatan Gadang. Bus, kata dia, bisa dilewatkan ke daerah Kacuk.
Jika demikian, ia yakin angkutan akan mengambil para penumpang di terminal. Soalnya, mereka yang menuju ke arah Arjosari, misalnya, tidak bisa turun di jalan yang memotong, seperti yang terjadi di perempatan Gadang saat ini.