Breaking News

Malang Raya

Begini Pemaparan Gubernur Jatim Soekarwo Soal Permasalahan Air

"Satu tahun ini dari beberapa catatan kongres pertama bisa dilanjutkan dalam kongres kedua. Intinya, permasalahan seperti politik air,"

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Sany Eka Putri
Gubernur Jatim Soekarwo bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat pembukaan Kongres Sungai Indonesia (KSI) ke 2 digelar di Waduk Selorejo, Desa Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jumat (23/9/2016). 

SURYAMALANG.COM, NGANTANG - Kongres Sungai Indonesia (KSI) ke 2 digelar di Waduk Selorejo, Desa Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jumat (23/9/2016).

Setelah sukses sebelumnya digelar di Jawa Tengah tahun 2015. Waduk Selorejo juga merupakan tempat wisata di Desa Selorejo. Gubernur Jawa Timur, Soekarwo memaparkan berbagai permasalahan air di Jatim.

Seperti contohnya, jumlah volume penggunaan air di Jatim. Dari total jumlah air yakni 53 juta meter kubik, yang bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk kehidupan manusia, hewan, tumbuhan hanya 22 juta meter kubik saja. Belum lagi saat musim kemarau, daerah yang berpotensi kekeringan akan mengalami kekeringan karena jumlah volume air yang bisa dimanfaatkan hanya sedikit.

"Air di Jatim itu hanya 1/4 nya air di Jawa Tengah. Kalau di Jawa Barat hanya 1/7 nya. Belum lagi dari volume jumlah air itu kita harus bisa menyimpan 1,9 juta meter kubik untuk persediaan. Sehingga, kongres semacam ini tak hanya sekedar pertemuan. Tapi harus ada titik terang solusi untuk terus memperbaiki kondisi air," ujar dia saat menghadiri KSI ke 2 di Waduk Selorejo.

Ia juga menyebutkan, belum lagi tahun 2005 penelitian menyebutkan bahwa 55 persen limbah di sungai ialah limbah domestik, 25 persen limbah pabrik, dan sisanya pestisida. Dari jumlah terbanyak limbah domestik itu kebanyakan ikan yang lahir berjenis betina karena kebanyakan memakan limbah pil KB.

Saat ini, jumlah limbah domestik sudah berkurang yakni sekitar 40 persen berkat pengelolahan dan perawatan sungai yang mulai digencarkan.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menambahkan, kegiatan kongres ini merupakan kelajutan dari kongres pertama yakni di Banjarnegara.

Ia mengatakan, kongres ini meruoakan kegiatan kepedulian terhadap sumber air sebagai sumber energi dan kehidupan. Dirinya menilai kepedulian masyarakat terhadap sungai sudah cukup baik. Karena dilihat adanya orang tua dari siswa SMA yang membentuk beberapa komunitas atau lembaga sekolah sungai.

"Satu tahun ini dari beberapa catatan kongres pertama bisa dilanjutkan dalam kongres kedua. Intinya, permasalahan seperti politik air. Ada air kemasan, dijual lalu dibeli, dibranding secara internasional. Nah ini jangan sampai menimbulkan masalah mencemari sungai," tuturnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved