Malang Raya

Puluhan Warga Malang Raya Jadi Korban Penipuan Dokumen Penting Palsu

"Berdasarkan pengakuan tersangka, ada 30-an korban di Malang Raya. Mereka sudah mengirimkan uang,"

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
AKBP Decky Herndarsono, Kapolres Malang Kota menunjukan barang bukti penipuan online di Mapolres Kota Malang, Senin (3/10/2016). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Korban penipuan berkedok dokumen penting di Malang Raya diperkirakan mencapai 30 orang. Namun dari jumlah itu, hanya empat orang yang melapor resmi ke Polres Malang Kota.

"Berdasarkan pengakuan tersangka, ada 30-an korban di Malang Raya. Mereka sudah mengirimkan uang," ujar Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Malang Kota AKP Tatang Prajitno Panjaitan, Selasa (4/10/2016).

Sedangkan keseluruhan korban di Indonesia lebih dari itu. Sebab, komplotan pimpinan Samsudin Mustamin asal Sulawesi Selatan itu, memiliki kaki tangan di beberapa daerah di Indonesia. Mereka berperan sebagai penyebar amplop berisi dokumen penting palsu itu.

Hal itu dibuktikan juga dengan deretan nama, alamat kota, dan nomor telepon milik komplotan itu. Buku tebal itu berisi berlembar-lembar nama dan nomor telepon. Para korban tersebar di sejumlah kota seperti Malang Raya, Jember, Binjai, Aceh, Makassar, Surabaya, dan kota lain.

"Ada di Jawa, Sumatera, juga Sulawesi. Korbannya banyak. Komplotan ini punya orang yang menyebarkan amplop di masing-masing kota," tegas Tatang.

Karenanya, pihaknya akan bekerjasama dengan jajaran kepolisian lain untuk mengungkap dan memutus rantai jaringan penipu tersebut. Penyidik Polres Malang Kota, lanjut Tatang, masih terus mendalami kasus yang melibatkan delapan orang tersangka itu.

Bukti banyaknya korban, juga terlihat ketika polisi tidak lama menangkap delapan orang itu dan menyita semua barang bukti. Dari sejumlah barang bukti, terdapat puluhan unit ponsel. Ponsel itu semuanya ponsel jaman dulu, yang terlihat rusak. Ketika penyidik menginterogasi komplotan itu, sejumlah ponsel itu masih berbunyi.

Tak pelak, penyidik meminta seorang penipu yang berperan sebagai operator telepon mengangkatnya. Penyidik ingin mengetahui bagaimana mereka beraksi dalam menipu para korban. Namun setelahnya, penyidik memberitahu si penelepon kalau itu merupakan penipuan.

'Telepon-telepon itu banyak yang bunyi ketika kami sita. Semuanya berasal dari orang yang menemukan dokumen penting itu. Ada beberapa telepon yang kami angkat dan beritahu kalau dokumen penting itu merupakan modus penipuan," ujar Tatang.

Namun setelahnya, semua ponsel dimatikan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved