Malang Raya
Teknik Menjahit Asal Amerika Mendadak Popular di Kota Malang, Ini Sebabnya
Sejak awal Agustus 2016, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melakukan Pembinaan dan Pendampingan melatih Patchwork dan Quilting untuk 50 peserta.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Sejak awal Agustus 2016, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melakukan Pembinaan dan Pendampingan melatih Patchwork dan Quilting untuk 50 peserta.
Patchwork dan Quilting ini adalah teknik menjahit yang berasal dari Amerika Serikat. Quilting adalah teknik menjahit yang menggabungkna dua lembar kain. Sementara Patchwork merupakan teknik menjahit potongan-potongan kain perca.
Program Bekraf ini untuk meningkatkan pembentukan Ekosistem Pusat Kreatif Patchwork dan Quilting di Malang Raya. Pembinaan yang ditujukan untuk 50 peserta ini terdiri daerah se Malang Raya. Seperti Kota Malang, Kabupaten Malang, Singosari, Lawang, dan Batu.
Hari Santosa Sungkari sebagai Deputi Infrastruktur Bekraf, mengatakan, pelatihan ini diadakan bukan sekedar pelatihan, namun pihaknya ingin mengembangkan kreatifitas melalui Patchwork dan Quilting. Dnegan teknik kreasi ini dikatakannya desain yang bisa dikembangkan. Ia mengatakan ada 5 hal yang harus dilakukan jika ingin menjadi Kota Ekonomi Kreatif, yakni Kreasi, Produksi, Konsumsi, Distribusi, dan Konservasi.
“Patchwork dan Quilting memang sudah dikenal oleh masyarakat. Tetapi teknik ini bisa dikembangkan di masyarakat Malang Raya. Dari hasilnya selama pelatihan ini antusias masyarakat sangat bagus. Mereka mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir,” tuturnya saat penutupan Program Fasilitasi Pembentukan Ekosistem Pusat Kreatif Patchwork dan Quilting, di Aria Gajayana Hotel, Kamis (6/10/2016).
Hari mengatakan selain pelatihan secara teknik, peserta juga diajarkan untuk bagaimana berdagang. Hari menekankan pada e-commerce (berjualan secara online). Karena menurut dia bisnis berjualan dengan toko saja itu sudah biasa. Mau tidak mau, sistem online lah yang dikembangkan.
Selain itu, dari peserta ini yang terus aktif membuat hasil karya Patchwork dan Quilting akan dipamerkan pada pameran di Jakarta. Bahkan Bekrfa juga membuat jaminan kepada peserta.
“Yang dipikirkan pasti modal. Ketika usaha mereka sudah berkembang pesat mencari modal tidak akan sulit, tetapi bagi pemula, akan kami bantu. Kami juga ada MOU dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir, pinjaman dengan bunga murah, yaitu 2,5 persen pertahun. Nah bagi yang sudah memiliki usaha UMKM bisa mengambil itu,” imbuhnya.
Sebelum di Malang Raya, kegiatan ini sudah dilakukan di beberapa daerah, seperti Lombok Tengah, Batang, Sulawesi Tengah. Seperti yang diketahui, Patchwork dan Quilting ini bisa menghasilkan beragam kerajinan, seperti bedcover, alas tidur, sajadah, selimut, taplak meja, dan masih banyak lagi.
Satu dari peserta pelatihan Patchwork dan Quilting dari komunitas Malang Fashion Movement, Miranti mengatakan selama mengikuti pelatihan, dirinya mengalami beberapa kesulitan dalam pembuatan taplak meja. Menurutnya, teknik Patchwork dan Quilting ini membutuhkan keuletan dan ketelitian.
“Kesulitannya ini ialah saat menyatukan kain menjadi satu. Jadi bagaimana bisa menghasilkan kain itu tidak melembung dan jahitannya tepat. Karena ini 100 persen handmade, dan saya kebiasaaan menggunakan mesin jahit, jadinya sulit. Selebihnya, kesulitan itu jadi tantangan buat kami,” tutur dia.
Ke depannya, mahasiswa Jurusan Tata Busana Universitas Negeri Malang (UM) ini ingin mengembangkan keterampilan dengan teknik Patchwork dan Quilting ini.