Malang Raya
Perguruan Budaya Kota Malang Peringati 1 Muharam dengan Bakti Sosial
“Kami juga melakukan seruan kepada masyarakat, seharusnya peringatan 1 Muharam itu tidak diperingati dengan hura-hura atau pawai"
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Masih dalam rangka memperingati hari peringatan 1 Muharam 1438 H, anggota perguruan Budaya di Kota Malang mengisinya dengan kegiatan baksi sosial, di Alun-alun Merdeka Kota Malang, Minggu (9/10/2016).
Mereka dari Perguruan Arya Naga Syailendra Kota Malang memberikan makanan berupa susu, roti, dan bubur beras hitam kepada anak-anak yayasan yatim piatu serta anak-anak yang ada di alun-alun.
Dengan memakai baju adat kerajaan lengkap mereka turun ke lapangan untuk memberikan makanan itu. Sekitar 400 bingkisan disebar dan diberikan oleh anak-anak, anggota perkumpulan yang sudah ada ada sejak tahun 2009.
Kanjeng Raden Tumenggung Kresna Soesamto Joyo Adiningrat mengatakan, seharusnya peringatan 1 Muharam itu dilakukan dengan berbakti sosial.
“Kami juga melakukan seruan kepada masyarakat, seharusnya peringatan 1 Muharam itu tidak diperingati dengan hura-hura atau pawai yang menghabiskan banyak dana. Ya seharusnya bisa dengan kegiatan bakti sosial,” kata dia seusai bakti sosial.
Ia juga mengungkapkan, kegiatan 1 Muharram ini bisa lebih menyentuh ke lapisan masyarakat dan ranah sosial. Selain itu, pihaknya juga memberikan alasan memberikan makanan bubur beras hitam karena banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat soal beras hitam. Karena kandunagn yang ada pada beras hitam ini merupakan setara dengan makanan yang dimakan pada zaman kerajaan.
“Perkumpulan kami kan fokus pada sesuatu yang berbau budaya. Seperti kerajaan, wayangan, sejarah purbakala. Oleh karena itu kami tahu makanan yang memang mengandung manfaat baik untuk kesehatan,” imbuh mahasiswa Fisip Universitas Brawijaya (UB) Malang itu.
Dia juga perwakilan dari Kota Malang yang mendapatkan gelar kerajaan dari keraton di Surakarta. Anggota Perguruan Arya Naga Syailendra Kota Malang ini ada 800 orang yang berasal dari beberapa kota.
Kegiatan perguruan ini ialah demonstrasi budaya, lalu wayangan, tari-tarian, serta membahas tentang situs purbakala yang dilakukan di kediamannya di Jalan Bunga Merak.
Agus Fadila (29) pengunjung Alun-alun merdeka, mengatakan kegiatan ini cukup positif.
“Meskipun tadi lihatnya agak aneh karena memakai pakaian adat. Tetapi secara keseluruhan kegiatan ini bermanfaat. Karena makanan yang diberi juga ada manfaatnya untu kesehatan,” katanya.