kediri
Begini Nasib Fotografer Wisata Gunung Kelud Pasca Erupsi
“Banyak HP canggih yang dapat dipakai untuk berfoto. Tapi masih ada yang minta difoto, meskipun jumlahnya tidak sebanyak dulu.”
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Suwarno (52) sudah belasan tahun menekuni pekerjaannya sebagai fotografer di lereng Gunung Kelud. Kakek dengan satu cucu ini masih terus bertahan dengan pekerjaannya sebagai fotografer wisatawan.
Wisatawan Gunung Kelud sudah tahu sosok Suwarno. Sebelum Gunung Kelud erupsi sampai pasca-erupsi, Suwarno tetap menggantungkan penghasilannya dari wisatawan yang ingin difoto.
Wisatawan yang datang ke Gunung Kelud tidak sebanyak sebelum terjadi erupsi. Namun masih saja ada yang minta dipotret oleh Suwarno. Apalagi jepretan foto Suwarno bisa langsung dicetak.
“Banyak HP canggih yang dapat dipakai untuk berfoto. Tapi masih ada yang minta difoto, meskipun jumlahnya tidak sebanyak dulu,” ungkap Suwarno.
Suwarno membuka lapak ukuran 2 x 3 meter di areal parkir atas lereng Gunung Kelud. Lapaknya mudah dikenali karena juga memajang foto saat erupsi Gunung Kelud serta menjajakan keping VCD erupsi Gunung Kelud.
Suwarno mampu memotret 200 orang lebih per hari. Itu sebelum Gunung Kelud erupsi. Sekarang dia hanya mampu memotret maksimal 100 jepretan per hari.
Selain pengunjung yang datang berkurang, banyak banyak pengunjung yang , memotret memakai ponsel. Sehingga pengunjung tidak lagi minta foto langsung jadi.
Saat ini wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kelud hanya ramai pada akhir pekan Sabtu atau Minggu. Rata-rata pengunjungnya berkisar 500 - 1.500 orang.
“Memang sudah banyak turunnya, tapi yang namanya rejeki masih saja ada,” ungkapnya.
Suwarno juga dibantu anaknya Handi (26) yang juga melayani foto profesional pengunjung. Namun bapak dan anak itu membuka jasa di lokasi yang terpisah.
Suwarno membuka jasa lapak pemotretan di areal parkir atas. Sedangkan anaknya biasa stan by di jalan terakhir menuju ke kawah Gunung Kelud. "Anak saya yang di atas. Kalau saya yang menunggu disini," paparnya.
Tarif jasa potret langsung jadi Suwarno juga tidak berubah sejak sebelum erupsi sampai sekarang tetap Rp 10.000 per lembar. "Biasanya kami beri bonus kalau potretnya lima kali, bonus satu foto," ungkapnya.
Dari profesi ini Suwarno mengaku telah lebih dari cukup mendapatkan penghasilan. Selain dapat memperbaiki rumah juga mnenyimpan sedikit tabungan.
