Kediri
Terkait Anak Korban Kekerasan Seksual, YKCI Kediri Desak Pemkot Dirikan Rumah Pulih
"Pendirian Rumah Pulih menjadi salah satu solusi penanganan dan terapi trauma anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual,"
Penulis: Didik Mashudi | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Yayasan Kekuatan Cinta Indonesia (YKCI) Kediri mendesak Pemkot Kediri segera mendirikan Rumah Pulih. Karena banyak korban kekerasan seksual termasuk korban Sony Sandra belum mendapat penanganan dan terapi yang memadai.
"Pendirian Rumah Pulih menjadi salah satu solusi penanganan dan terapi trauma anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual," ungkap Jeane Latumahina, Ketua YKCI Kediri kepada Surya, Minggu (16/10/2016).
Desakan YKCI Kediri menyusul kasus yang menimpa AK (16) pelajar SMP warga Kota Kediri. AK merupakan salah satu korban Sony Sandra yang menjadi korban pemerkosaan bergilir 5 remaja. AK bersama satu rekannya yang juga korban Sony Sandra telah mengikuti kegiatan rehabilitasi di pusat rehabilitasi sosial di Jakarta selama 2 minggu. Hanya saja penanganannya tidak dapat berlangsung maksimal.
Sehingga bakal lebih tepat para korban kekerasan seksual ditangani di Kota Kediri dengan mendirikan Rumah Pulih. Apalagi dari data YKCI Kediri setidaknya ada 26 anak-anak yang telah menjadi korban kekerasan seksual.
Sebagian besar anak-anak itu merupakan korban Sony Sandra. Karena sebagian besar korban Sony Sandra juga mengalami kecanduan seksual akibat saat berhubungan juga mendapatkan obat perangsang dan narkoba.
"Dampaknya bagi para korban memang sangat luar biasa karena anak-anak dapat kecanduan seks. Sehingga penanganan yang dilakukan harus melibatkan semua pihak," tambahnya.
Jeane Latumahina mengaku pihak sekolah tempat korban AK sangat kooperatif dan memberikan suport untuk pemulihan trauma.
"Kami berencana mendatangkan psikolog lagi untuk pendampingan pemulihan traumanya," ungkapnya.
Jeane juga menepis tudingan pengacara tersangka yang menilai orang tua korban telah melakukan pembiaran anaknya dalam bergaul. "Ibu AK merupakan orang tua tunggal, dia juga harus bekerja untuk mendapatkan nafkah. Sehingga tidak optimal mengawasi anaknya," ungkapnya.
Sejak kecil AK sudah ditinggal ayahnya yang meninggal. Sehingga AK diasuh oleh ibunya. "Kami menilai masalah yang menimpa AK merupakan masalah sosial yang harus ditangani bersama," tambahnya.
Pendirian Rumah Singgah ini sempat tercetus saat kunjungan kerja Prof Dr Yohana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ke Kota Kediri.