Malang Raya
40 Warga Kota Malang Belajar Membuat Hantaran Pernikahan
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang Anita Sukmawati berharap, para peserta pelatihan yang sudah memiliki usaha mikro, kecil, atau menengah
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Sebanyak 40 warga asli Kota Malang mengikuti pelatihan pembuatan hantaran pernikahan yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, Rabu (9/11/2016). Kegiatan ini berlangsung hingga tiga hari di Hotel Kartika Graha.
Para peserta pelatihan mengaku banyak menerima ilmu baru yang bisa diaplikasikan dalam usaha mereka masing-masing.
Sulistyowati (46), warga Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, mengatakan, ilmu yang didapat dari pelatihan tersebut akan diaplikasikan pada usaha rumahan yang ia kelola. Pada hari itu, ia mendapat pelatihan membuat mukenah berbentuk masjid, jilbab berbentuk bunga, handuk berbetuk kelinci, dan kain jarik berbentuk merak.
“Menyenangkan. Saya sudah dua kali ikut pelatihan semacam ini,” ujarnya.
Peserta lain dari Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, mengaku, dalam pelatihan tersebut banyak pengetahuan dan ilmu praktek baru. Ia juga sudah dua kali ikut dalam pelatihan yang yang diadakan dinas yang sama. Pada pelatihan pertama, ia lebih banyak mendapat teori pembuatan. Pada pelatihan kali ini, ia lebih banyak berpraktik membuat hantaran.
“Bagus buat pengembangan dari ilmu teori yang saya dapat sebelumnya,” kata Ida.
Sofie Mustika Sari, instruktur pembuat hantaran pernikanan, mengatakan, pada pelatihan pelatihan tersebut merupakan bentuk pengembangan dari pelatihan sebelumnya. Tingkat kerumitan model hantaran pernikahan yang diajarkan juga lebih tinggi. Empat model yang dipraktekkan adalah yang tengah digandrungi saat ini.
Para peserta pada pelatihan itu sudah terpilih. Karena itu, ia juga menganggap mereka sudah lebih lihai. Ilmu dasar yang didapat juga kebanyakan sudah dikuasai. Menurutnya, porsi bisnis pembuatan hantaran pernikahan masih tinggi di Jawa Timur. Di Kota Malang, ia juga menyebut masih luas.
“Pasar masih ramai. Saat bulan Suro (kalender Jawa) memang mulai sepi. Tapi saat bulan itu juga tidak menganggur. Soalnya bisa mengerjakan pesaran buat bulan berikutnya juga,” ungkapnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang Anita Sukmawati berharap, para peserta pelatihan yang sudah memiliki usaha mikro, kecil, atau menengah, bisa mengembangkan usaha dari pelatihan yang diikuti saat itu.