Malang Raya
Bayi di Blitar Terlahir dengan Usus Terburai Wafat dalam Perawatan di RS Saiful Anwar Kota Malang
Kamis siang, bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman umum desanya. "Anak saya sudah dimakamkan tadi siang," tutur Rika, Kamis (17/11/2016).
Penulis: Imam Taufiq | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BLITAR - Bayi dengan usus terburai saat dilahirkan itu, akhirnya tak tertolong. Anak pasangan Yohanes (30), dan istrinya, Rika Amelia (27), warga Dusun Bening Rt 03/RW 01, Kelurahan Jinglong, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar ini akhirnya meninggal dunia di RS Saiful Anwar (RSSA), Kota Malang, Kamis (17/11/2016) dini hari atau sekitar pukul 01.30 WIB.
Kamis siang, bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman umum desanya. "Anak saya sudah dimakamkan tadi siang," tutur Rika, Kamis (17/11/2016).
Yang membuat Rika terus mengenangnya, sebenarnya dirinya dan suaminya sudah berjuang sekuat tenaga atas kondisi yang dialami anaknya tersebut. Sejak anaknya dilahirkan, Minggu (13/11/2016) dini hari lalu, dan diketahui mengalami kelainan seperti itu, Rika mengaku sedang mencarikan biaya buat operasinya.
Sebab, kata dokternya, papar Rika, untuk menyelamatkan anaknya atau memasukkan ususnya ke dalam perutnya, biaya operasinya tak sedikit atau paling tidak harus siap uang Rp 250 juta.
Mendengar hal itu, Rika dan suaminya sempat tak bisa berpikir, uang dari mana sebanyak itu. Wong, suaminya hanya bekerja sebagai penjual lemari keliling. Akhirnya, ia mencari pinjaman ke sanak keluarganya. Di saat pontang-panting, mencari uang pinjaman itu, Rika mengaku banyak donatur yang menyumbangnya.
"Kami belum sempat menghitungnya karena sumbangan itu langsung masuk ke rekening. Ya, mungkin saja ada kalau Rp 100 juta. Itu belum termasuk uang pinjaman suami saya," tuturnya.
Begitu uang sumbangan mulai terkumpul, dan ditambah uang pinjaman suaminya, Rika baru berani minta dokternya untuk merujuk anaknya ke RSUD Nguwi Waluya, Wlingi. Rabu (16/11/2016) sore atau sekitar pukul 17.00 WIB, anaknya dirujuk ke RSSA Malang.
"Saat itu, saya dan suami saya juga ikut, mendampingi ke RS Malang tersebut. Setelah mendapat perawatan, ternyata anak saya tak tertolong," paparnya.
Tahu anak semata wayangnya akhirnya harus meninggal dunia, Rika dan suaminya hanya bisa menerima kenyataan pahit tersebut. Menurutnya, kematian anaknya itu dianggap sudah suratan takdirnya karena dirinya juga sudah berusaha sekuat tenaga, di antaranya mencarikan pinjaman uang ke sana kemari, buat membiayai operasi anaknya, yang lahir dalam keadaan ususnya di luar perutnya.
"Mungkin saja, kalau kami ada uang saat itu, bisa jadi ceritanya lain. Namun, karena masih menunggu beberapa hari, untuk mencari pinjaman, sehingga anak saya baru bisa diberangkatkan kemarin ke RS Malang. Akibatnya, ususnya terlalu lama di luar, sehingga berakibat fatal seperti ini. Ya mau gimana lagi, kami hanya bisa pasrah," paparnya.
Seperti diketahui, Minggu (13/11/2016) lalu, bayi malang itu dilahirkan dengan kondisi ususnya terburai keluar perutnya. Namun, karena belum ada biaya, sehingga bayi itu tak juga dioperasi.
Padahal saat itu, dokternya sudah menyarankan agar si bayi itu segera diberangkat ke RS di Malang, untuk segera dioperasi, agar ususnya tak sampai infeksi. Kata dokternya, bayi itu terkena penyakit bawaan lahir atau Hernia Umbilitalis (keluarnya usus dari tali pusar).
Untuk mengatasi penyakit ini, bayi itu harus segera dioperasi, untuk memasukkan kembali ususnya tersebut. Itu harus di Malang, di antaranya diberi pilihan, di RS Husada Bunda, dan RS Hermina. Katanya, kedua RS itu memiliki peralatan ventilator (buat membantu pernasafasan bayi).