Sportarema
Legenda Arema Sekaligus Ayah Pebulu Tangkis Nitya Krishinda Maheswari Tutup Usia
"Papa sempat ngedrop beberapa hari di rumah. Namun, setelah lima hari dirawat di RS, papa saya akhirnya meninggal dunia," tutur Indrawati
Penulis: Imam Taufiq | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BLITAR - Dunia sepak bola di Indonesia, berduka, khususnya bagi Arema Cronus. Salah satu pemain legenda Arema, Panus Korwa, meninggal dunia di Rumah Sakit Katolik (RSK) Budi Rahayu, Kota Blitar, Rabu (16/11/2016) pagi atau sekitar pukul 05.40 WIB. Katanya, mendiang mengalami gagal ginjal.
Hingga Kamis (17/11/2016) siang, jasadnya masih disemayamkan di persemayaman Paramita, Jalan Mawar, Kota Blitar.
Rencananya, Jumat (18/11/2016) pagi, ia akan dimakamkan di pemakaman umum, Desa Bendosewu, Kecamatan Talun. Itu tak lain kampungnya, Marhaenis Urip Widodo, Wakil Bupati Blitar saat ini, yang masih kerabat dekat mantan istri almarhum, Endang Sri Utami.
Almarhum bercerai dengan Endang tahun 2004 lalu, dengan dikaruniai dua puteri. Nitya Krishinda Maheswari Korwa, atlet pelatnas bulutangkis tunggal putri, dan Indrawati, mahasiswa semester akhir Universitas Setya Budi, Solo.
"Papa sempat ngedrop beberapa hari di rumah. Namun, setelah lima hari dirawat di RS, papa saya akhirnya meninggal dunia," tutur Indrawati ditemui persemayaman, Kamis (17/11/2016).
Menurut Indrawati, seminggu sebelum meninggal dunia, bapaknya habis menjalani operasi batu ginjal di RS Lavalette, Malang.
Setelah itu, ia pulang ke Blitar atau ke rumah kakak iparnya, Nunik Sri Wulandari, di Perum GKR, Kota Blitar. Selama ini atau sejak bercerai dengan istrinya, almarhum bersama dua anaknya tinggal di rumah kakak iparnya tersebut.
"Selama ini, kami tinggal di rumah bude saya karena papa sudah bercerai dengan mama. Nah, habis operasi batu ginjal kemarin, empat hari kemudian, tubuh papa saya panas dan dibawa ke rumah sakit sini.
Di rumah sakit itu, papa akhirnya meninggal dunia. Saat papa saya meninggal dunia itu saya juga di sisinya," paparnya.
Selama papanya sakit sampai menjalani operasi, menurut Indrawati, semua biaya ditanggung oleh kakaknya, Nitya. Meski mendiang itu sudah lama menderita penyakit ginjal, namun sepertinya tak dirasakan.
Itu karena semangat hidupnya cukup luar biasa, terutama terkait dunia olah raga. Apalagi terkait sepak bola, almarhum cukup perhatian.
Lebih-lebih, yang lagi bertanding itu Arema, ia pasti tak pernah ketinggalan menontonnya, meski hanya melihat di televisi.
"Seperti saat menjalani operasi batu ginjal di Malang, papa masih menyempatkan diri melihat pertandingan sepak bola di televisi karena yang main saat itu Arema." Paparnya.
Tak terkecuali, saat terbaring sakit di RSK Budi Rahayu kemarin itu, papar dia, almarhum selalu menyempatkan diri telepon puterinya Nitya.
Mulai perjalanan menuju ke Tiongkok karena akan mengikuti pertandingan bulu tangkis China Open Primer Super Series, sampai akan bertanding, papa selalu menelpon kakaknya.