Marlon Ardiles Kawer Lulusan Terbaik di Angkatannya : Inspirasi Keluarga dan Terkenal Supel

Kesan yang disampaikan Baskoro bukan tanpa alasan. Ia punya banyak kenangan bersama Marlon. Setelah lulus AAL, mereka berdua melanjutkan ke sekolah penerbangan dan lulus pada 2005. Setelah itu, mereka berpisah. Marlon bertugas di Malang dan Baskoro di Lanud Hasanuddin di Makassar.

Tak hanya mereka berdua, keakraban sebenarnya juga terjalin dengan ke-18 lulusan satu angkatan tersebut. Baskoro menyebut, kota menjalani Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara (Sekkau), Marlon termasuk yang kenaikan pangkatnya cepat. “Dia salah satu siswa terbaik,” terangnya.

Di lingkungan teman seangkatan, Marlon punya panggilan unik. Ia lebih sering dipanggil “pace”. Tak lain, panggilan itu dilontarkan karena Marlon berasal dari Papua.

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna, Minggu (12/19/2016) malam di Malang, mengatakan, misi yang dijalankan Hecules dengan pengemudi Marlon adalah peningkatan profesionalisme penerbang. Pengemudi yang sebelumnya adalah co-pilot harus melewati serangkaian tes itu untuk menjadi pilot.

“Tes pertama dilaksanakan (terbang) di seluruh wilayah barat. Di barat lulus, baru akan dites (terbang) ke wilayuah timur,” katanya.

Proses pengemudian itu harus dijalani selama 750 jam. Setelah itu, co-pilot akan naik status. Namun, sebelum menjadi pilot, ia harus kembali menjalani tes terbang 250 jam. Setelah itu, pangkat kapten bisa disandang. “Meng-upgrade para profesionalisme harus terus menerus,” pungkasnya.