Malang Raya

Pedagang Pasar Merjosari Ini Tak Mau Pindah ke PTD, Alasannya Terkait Pembayaran Lapak

Dia mengakui sudah membeli tempat usaha di Pasar Terpadu Dinoyo. Namun karena tempat itu belum lunas terbayar, dia tidak bisa menempati tempatnya.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Tumpukan sampah di Pasar Merjosari. 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Suara pedagang Pasar Merjosari terbelah terkait rencana kepindahan ke Pasar Terpadu Dinoyo (PTD). Beberapa pedagang ada yang memilih bertahan. Ada pula yang ingin pindah pada 30 Desember 2016.

Sampai sekarang tumpukan sampah masih terlihat di tempat pembuangan sampah (TPS) Pasar Merjosari. Sampah hampir meluber ke jalan raya. Bau sampah menyengat karena menumpuk dan tidak diambil oleh petugas kebersihan sejak sepekan lalu.

SURYAMALANG.COM datang ke pasar penampungan Merjosari, Minggu (25/12/2016). Sejumlah pedagang sudah hendak menutup tempat dagangannya. Khosim, misalnya. Pemilik toko sembako ini membersihkan toko kecilnya sebelum ditutup.

Khosim termasuk pedagang yang ingin tidak pindah dari Pasar Merjosari. Dia mengakui sudah membeli tempat usaha di Pasar Terpadu Dinoyo. Namun karena tempat itu belum lunas terbayar, dia tidak bisa menempati tempatnya.

“Cicilannya masih kurang 14 kali. Saya berharap masih bisa meneruskan usaha di sini,” ujar Khosim.

Pedagang lain, Riyati berharap segera pindah ke PTD. Riyati mengaku hanya tinggal membayar sekali cicilan untuk tempat usahanya di PTD.

“Kemungkinan besar saya pindah pada 30 Desember nanti. 50 persen pedagang ingin pindah. Saya harap semua pindah. Jadi lebih enak bareng-bareng,” ujar Riyati.

Sementara itu, Wali Kota Malang, M Anton tetap minta pedagang memberi bukti tertulis tentang peraturan yang membolehkan pasar penampungan Merjosari diubah sebagai pasar tetap. Dia mengakui Pemkot harus melakukan sikap semi tegas agar pedagang mau pindah. Sikap itu adalah tidak ditariknya retribusi pasar, dan penghentian fasilitas pengambilan sampah.

“Kami ingin persoalan ini diselesaikan dengan duduk bersama. Mari kita duduk bareng untuk mencari solusi,” tegas Anton.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved