Kilas Balik Malang
Terpopuler 2016 : Kisah Seladi, Polisi asal Malang yang Bikin Haru Jutaan Netizen Indonesia
Dan kalau ada yang memberinya uang terimakasih, ia menolaknya atau meminta si pemberi menyerahkannya ke masjid.
Ia berbisnis jual beli barang, sampai akhirnya cocok berbisnissampah.
"Sudah jadi anggapan orang, tidak minta pun lho diberi. Seperti contoh, orang nyari SIM, tiga kali tidak lolos. Mereka ada saja yang minta diloloskan sambil ngasih uang.
Sebenarnya, itu pencari SIM itu bukannya tidak bisa mengikuti ujiannya, tetapi grogi karena ditunggui polisi. Kok ditunggui, orang awam saja kalau ketemu polisi di jalan grogi," ujarnya.
Akhirnya para pencari SIM, ia ajak bicara baik-baik dan diberi pengarahan, termasuk diminta tidak takut dalam menjalani ujian praktik.
Ia memang tidak meloloskan pencari SIM yang memang tidak layak. Dan kalau ada yang memberinya uang terimakasih, ia menolaknya atau meminta si pemberi menyerahkannya ke masjid.
"Kalau umpama sehari dikasih uang Rp 50.000 kali 20 orang misalnya dikalikan 16 tahun, hasile lek isa mbendung kali Brantas a (bisa membendung sungai Brantas). Bisa beli rumah di Araya (salah satu perumahan elit di Kota Malang). Tetapi saya tidak ingin, karena itu bertentangan dengan hati nurani," terangnya.
Utang Rp 20 JutaSeladi memilih hidup sederhana, dengan gajipolisinya dan penghasilan dari sampah. Kini setahun menjelang pensiunnya, Seladi masih memiliki utang sebesar Rp 20 juta ke bank dan koperasi. Hal itu juga ia kemukakan kepada pimpinannya.
Ia tidak malu menceritakan kisahnya kepada pimpinan, karena apa yang ia lakukan adalah pekerjaan halal. Ia juga tidak pernah mendahulukan pekerjaan mencari dan memilah sampah.
Ia tetap menomorsatukan tugasnya di kepolisian. Ia selalu ikut apel, mengatur lalu lintas, mengurusi ujian SIM, juga melakukan pengamanan berkala kalau ada kegiatan di Kota Malang.
Ia juga tidak malu kisahnya banyak diketahui orang setelah diberitakan sejumlah media lokal, regional, juga nasional.
Menurutnya, orang-orang malah bangga kepadanya, terutama yang telah mengetahui kisah hidupnya sejak dulu. Orang-orang mengacungkan jempol kepadanya.
Bahkan ada juga seorang pengusaha mie di Sidoarjo memberikan bantuan mie kepadanya setelah diliput media beberapa hari lalu. Karena mie yang diberikan banyak, ia membaginya kepada orang-orang di sekitarnya. Puncaknya, ia dipanggil pimpinannya.
Wakapolres Malang Kota Kompol Dewa Putu Eka mengaku salut kepada Seladi. Ia mengakui memanggil Seladi dan berbincang dengannya.
"Saya salut kepada beliau. Apa yang dia lakukan merupakan pekerjaan halal, dan tidak menelantarkan pekerjaan utamanya sebagai polisi," ujarnya.
Di tengah cibiran masyarakat tentang gaya hidup hedonisme di kalangan polisi, kata Dewa, masih ada contoh polisi yang hidup sederhana, tidak berlebihan.