Malang Raya

Ahmad Erani Yustika Ungkap Empat Prioritas Pemakaian Dana Desa 2017 di Kantor Kompas

Tetap ada empat prioritas pemakaian DD 2017, yakni insfrastruktur, pembangunan ekonomi, pelayanan sosial dasar, dan pemberdayaan.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq
ilustrasi jalan desa. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Insfrastruktur fisik menjadi program paling banyak menyerap anggaran dana desa (DD) pada 2016. Program ini juga masih tetap menjadi prioritas pada 2017 terkait penyerapan DD.

Data di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) RI, jalan desa sepanjang 50.000 kilometer (KM) sudah terbangun melalui penyerapan dana desa.

Hal itu disampaikan Dirjen Pembangunan dan Pengembangan Masyarakat Desa Kementerian DPDTT, Ahmad Erani Yustika dalam diskusi Refleksi Dua Tahun Implementasi UU Desa di Kantor Kompas Malang, Rabu (4/1/2017).

Selain jalan, dana desa juga terserap untuk insfrastruktur lain, seperti 16 ribu unit air bersih, 412 KM jembatan, 38 unit embung, 50 ribu unit drainase, dan 12 ribu lebih unit MCK.

Selain itu juga ada 2,4 ribu unit polindes, 1,5 ribu pasar desa, 9,7 ribu paud, dan 5 ribu posyandu.

“Semua data belum masuk. Baru sekitar 90 persen. Data dari desa-desa di Papua dan Papua Barat belum masuk,” ujar Erani.

Mengacu terhadap evaluasi 2016, dia mengakui DD 2017 masih akan terserap paling banyak untuk insfrastruktur.

“Masih insfrastruktur, lalu pembangunan ekonomi,” lanjutnya.

Sebab, pembangunan fisik masih diperlukan, terutama untuk desa-desa di luar Pulau Jawa. Dia menegaskan tetap ada empat prioritas pemakaian DD 2017, yakni insfrastruktur, pembangunan ekonomi, pelayanan sosial dasar, dan pemberdayaan.

Sementara itu, Bupati Malang, Rendra Kresna minta agar DD fokus tidak lebih dari empat program saja. Dia menyebut pembangunan fisik, misalnya.

“Sedangkan untuk pemberdayaan, silakan dilihat lagi. Kalau pemberdayaan terkait pengurangan kekerasan atau lingkungan hidup, ya jangan. Sektor itu sudah ditangani oleh kementerian lain. Jadi sebaiknya fokus saja biar hasilnya maksimal,” tegas Rendra. 

Dia menegaskan DD meskipun mencapai Rp 1,5 miliar per desa tidak akan mencukupi pembangunan fisik di desa, terutama desa di Pulau Jawa. Sehingga ketika program dilakukan secara fokus, meskipun dengan dana yang disebutnya tidak besar, mampu menghasilan sesuatu yang maksimal.

Ketika disinggung tentang terancam dibuinya sejumlah kepala desa ketika lalai memakai DD, Rendra menegaskan pihaknya sudah melakukan pendampingan.

“Termasuk pendamping yang direkrut oleh Kementerian Desa kan juga mendampingi cara mengelola dana desa. Tentunya kami terus dampingi agar memakai dana secara benar sehingga tidak kesandung persoalan hukum,” tegasnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved