Malang Raya
Ini Lho Makna Ayam Api Pada Imlek 2568 . . .
Sembahyang mereka lakukan sebanyak tiga kali, atau dengan sebutan Thian Tie Ren. Artinya ialah Thian (Tuhan), Tie (Alam), dan Ren (Manusia).
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KEDUNGKANDANG - Tahun ini, simbol dari perayaan Imlek (Khong Cu Lik) 2568 ialah Ayam Api. Sebanyak 50 warga Tionghoa merayakan perayaan Imlek dengan sembahyang di Klenteng Eng An Kiong Kota Malang, Sabtu (28/1/2017).
Sembahyang ini dimulai pukul 10.00 WIB dan selesai pukul 12.30 WIB. Sembahyang mereka lakukan sebanyak tiga kali, atau dengan sebutan Thian Tie Ren. Artinya ialah Thian (Tuhan), Tie (Alam), dan Ren (Manusia).
Pertama mereka sembahyang dan berdoa di ruang terbuka, ruang ini merupakan ruang terbuka disebut Hong Thian. Karena menyambut kehadiran Tuhan di alam bebas. Kedua, mereka sembahyang dan berdoa kepada dewa bumi. Tempat kedua ini berada di altar utama, terlihat mereka mempersembahkan makanan kepada dewa bumi yang ditaruh di meja yang berada di tengah-tengah ruang.
Ketiga, mereka berdoa kepada dewa Mie Lek Fut. Dewa ini dewa yang disucikan oleh Budha Mahayana. Bunsu Anton Triyono mengatakan, sembahyang dilakukan tiga kali ini untuk mempererat hubungan dengan tiga hal utama. Yakni Tuhan, Alam, dan Manusia.
“Tiga hal ini merupakan hubungan yang memiliki keterkaitan erat. Bahwa hidup di dunia harus saling dan senantiasa bersinergi. Maka dari itu, tahun ini memiliki simbol Ayam Api. Ada makna yang sangat dalam dari simbol itu terkait bangsa ini juga,” kata dia seusai sembahyang peringatan Imlek.
Ia menjelaskan, selain menyambut datangnya musim semi setiap perayaan Imlek, simbol Ayam Api ini merupakan sifat yang dekat dengan manusiawi dari 12 Simbol yang ada. Bagaimana induk ayam mencari makanan untuk anak-anaknya, melindungi anak-anaknya dari marabahaya. Terkecuali ayam jantan yang selalu berkokok menyambut datangnya matahari pagi.
“Sifat itu yang harus dimiliki oleh setiap insan manusia. Rasa berkorban, rasa ingin terus bekerja, rasa semangat, rasa tidak pernah menyerah, dan saling menjalin hubungan baik dnegan Tuhan, Alam, dan Manusia. Di Klenteng Eng An Kiong ada tiga keimanan yang berbeda, disebut San Cao,” imbuh Anton.
San Cao atau tiga keimanan itu ialah Khonghuchu, Budha Mahayana, dan Dan Tao. Anton menyimpulkan, tiga keimanan itu bisa menyatu dalam satu atap, mengapa tidak dengan yang lainnya.
Perayaan Imlek ini akan kembali menyambut datangnya Dewa yang pergi menghadap Tuhan pada 4 Februari pukul 23.00 WIB. Turunnya dewa suci ke dunia untuk memberikan arahan ke dalam jalan yang suci dalam menjalani kehidupan.