Kediri

Begini Aktivitas Terduga Teroris yang Ditangkap di Kampung Inggris, Kediri

Berdasar kesaksian sejumlah warga, M ditangkap petugas berpakaian preman. Di antara petugas ada yang membawa senjata laras panjang.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Didik Mashudi
Petugas bersenjata laras panjang menjaga tempat penggeledahan terduga teroris di Kediri, Senin (13/3/2017). 

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Terduga teroris berinisial M (36) ditangkap anggota Densus 88 Mabes Polri saat naik sepeda. Terduga teroris ditangkap di pertigaan jalan dekat tempat kursus Lembaga Al Ashriyyah di Jalan Asparaga, Kampung Inggris, Pare, Senin (13/3/2017).

Ada 15 personil pimpinan Kombes Pol Iwan yang menangkap M. Sebelum menangkap M, tim sudah mengumpulkan keterangan. Tim menemukan M kursus bahasa Arab sejak awal Februari 2017.

Berdasar kesaksian sejumlah warga, M ditangkap petugas berpakaian preman. Di antara petugas ada yang membawa senjata laras panjang dengan teropong pembidik.

Terduga sempat kaget saat ditangkap petugas Densus 88. Petugas langsung membawa M masuk naik mobil. Selanjutnya terduga teroris dibawa ke Mapolres Kediri.

Selanjutnya tim Densus 88 dibantu dari Polres Kediri menggeledah kamar yang disewa M. M menginap bersama sekitar 20 peserta kursus lainnya.

Petugas menyita identitas diri, sejumlah pakaian, uang sebesar Rp 100.000, dan bukti setoran bank dari kamar yang disewa M.

Petugas sempat minta keterangan pengelola kursus Lembaga Al Ashriyyah, M Lutfi Hakim, dan beberapa teman kursus satu angkatan M.

M baru sebulan tiba di Kampung Inggris. Selama di Pare, M menginap dan ikut kursus bahasa Arab di Lembaga Al Ashriyyah. M juga menetap di lembaga kursus bahasa Arab itu.

Lutfi Hakim mengaku tidak tahu latar belakang terduga teroris berinisial M tersebut.

“Kursusnya berlangsung dua bulan. Dia baru sebulan ikut kursus di tempat ini,” ungkap Lutfi Hakim kepada SURYAMALANG.COM.

Tidak ada perilaku aneh terhadap M selama di tempat kursus. Terduga teroris juga bergaul dengan peserta kursus lain.

M tercatat sebagai warga Jalan Hanjala, Toli- Toli, Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Dia ikut kursus Bahasa Arab di sini,” jelasnya.

Setiap harinya M belajar seperti para peserta kursus lain.

“Termasuk buku yang dipelajari juga buku pelajaran seperti peserta kursus lain,” tambahnya.

Lutfi Hakim mengaku tidak curiga karena M berperilaku normal setiap hari. Termasuk aktif ikut kursus dan kegiatan keagamaan.

“Alasan datang ke lembaga kursus kami ingin belajar Bahasa Arab,” jelasnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved