Nasional

Mengenaskan, Balita di Madiun Ini Puluhan Kali Patah Tulang karena Penyakit Langka

"Baru dua jam setelah lahir, paha kirinya bengkak. Tidak jatuh kok bengkak, setelah dirontgen, ternyata tulangnya patah,"

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Rahadian Bagus
Fitri dan suaminya Nuryadi, serta anaknya Farida. 

SURYAMALANG.COM, MADIUN - Usia Firda Dwi Rahmawati genap tiga tahun pada 23 Juni mendatang. Namun, balita yang akrab disapa Firda ini belum bisa berjalan.

Anak kedua pasangan Nuryadi (37) dan Fitri Rukayah (36) belum bisa berdiri. Oleh dokter, balita mungil ini divonis terkena penyakit langka Osteogenesis Imperfecta (OI).

"Dokter di Surabaya mengatakan, anak saya terkena Osteogenesis Imperfecta," kata Fitri, ibu kandung korban saat ditemui di rumahnya RT 36 RW 11, Dusun Balekambang, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Kebonn Sari, Kabupaten Madiun, Rabu (15/3/2017) siang.

Ia menuturkan dua jam setelah lahir, paha kiri anaknya mengalami bengkak. Setelah dilakukan pemeriksaan rontgen, diketahui tulang kaki kiri di bagian paha patah.

"Baru dua jam setelah lahir, paha kirinya bengkak. Tidak jatuh kok bengkak, setelah dirontgen, ternyata tulangnya patah," katanya.

Dikatakannya, sejak itu tulang kaki, tulang tangan, tulang pundak dan tulang iga putrinya terus mengalami patah tulang. Selama enam bulan setelah dilahirkan, ada 20 titik tulang putrinya yang mengalami patah tulang.

"Sejak usia nol hinggal enam bulan sudah 20 tulang yang mengalami patah," ujarnya.

Selama satu setengah tahun, Fitri mengaku terpaksa menidurkan anaknya di sebuah papan kayu berukuran panjang sekitar satu meter dan lebar setengah meter dilapisi kain sebagai alas tidur.

Ia sengaja memakai papan kayu sebagai alas tidur putrinya, karena khawatir tulang putrinya patah bila ditidurkan atau direbahkan di tempat yang empuk.

"Saya juga tidak berani menggendongnya," katanya.

Selain beberapa bagian tulang di badannya patah, pertumbuhan badan putrinya juga terbilang lambat. Meski usianya hampir genap tiga tahun, berat badan Farida hanya sekitar tujuh kilogram.

Dikatakan Fitri, Farida merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakak Farida bernama Faizatun Hanifah (9) tumbuh dengan normal dan sehat.

Fitri mengatakan, saat ini tiga atau empat bulan sekali ia membawa putrinya ke Surabaya untuk diobati di RSU dr.Soetomo.

"Diinfus dikasih obat di Surabaya, tiga hingga empat sekali," katanya.

Sementara dari puskesmas setempat, ia mendapatkan bantuan berupa susu dan roti.

Fitri dan suaminya berharap, kondisi kesehatan putrinya kian membaik sehingga bisa berjalan dan bermain bersama anak-anak sebayanya.

"Harapannya saya ingin anak saya tumbuh normal, sehat seperti anak-anak yang lain," katanya. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved