Malang Raya

Robot Universitas Muhammadiyah Malang Raih Peringkat 2 Kontes Robot Pemadam Api Indonesia

KRI 2017 yang digelar di UPI Bandung pada 7-9 Juli 2017 menghasilkan kebanggaan bagi tim dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Neneng Uswatun Hasanah
Tim robotika UMM bersama DOME dan piala peringkat 2 KRI 2017 kategori kontes robot pemadam api Indonesia, Rabu (12/7/2017). 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017 yang digelar di UPI Bandung pada 7-9 Juli 2017 menghasilkan kebanggaan bagi tim dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Robot DOME UMM meraih peringkat 2 pada kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) mengalahkan kompetitor berat dari Jatim lainnya, yaitu EILERO PENS dan ABINARA-1 ITS.

Meski kalah dari robot Al-Fatih UGM dengan selisih waktu 0,8 detik, namun peraihan ini disyukuri oleh tim yang terdiri dari Imam Hanafie, Abdul Syukron, dan Alfan Achmadillah Fauzi itu.

"Sejak babak regional yang diselenggarakan di UB, sebenarnya kami merasa robot tim ITS adalah saingan terberat karena robot ABINARA-1 bisa melaju dengan kecepatan terbaik di antara kompetitornya," jelas Alfan pada SURYAMALANG.COM, Rabu (12/7/2017).

Namun kenyataannya, ABINARA-1 hanya meraih desain terbaik, sedangkan DOME meraih peringkat kedua.

"Keunggulan DOME ada pada mapping yang bagus sehingga dia bisa mencari lokasi dengan cukup akurat. Kecepatannya juga bagus, tapi sayangnya sistem penyemprotan yang kurang baik," katanya.

Pada 3 sesi lomba, DOME hanya berhasil memadamkan api pada 2 sesi karena kendala lilin bersumbu keras pada sesi 3 yang sulit dipadamkan apinya.

"Robot UGM berhasil memadamkan lilin di sesi 3 sehingga poin pemadaman apinya lebih bagus," ujar mahasiswa Teknik Elektro UMM itu.

Sedangkan robot PENS cukup baik pada sistem penyemprotan air karena menggunakan gas CO2 yang bisa menjangkau titik api meski jaraknya cukup jauh.

"Ke depan kami berencana untuk mengubah sistem pemadaman dengan menggunakan gas CO2. Selain jarak jangkaunya lebih jauh, juga pemadamannya lebih akurat," lanjutnya.

Alfan pun mengakui ketidaksempurnaan DOME yang kadang kurang akurat dalam mengenali titik api.

"Tapi karena menggunakan air, semprotannya bisa melebar dan api tetap padam. Jika nanti diperbaiki menggunakan gas maka juga harus diperbaiki keakuratan pengenalan titik apinya. Karena semprotan gas tidak bisa melebar meski tenaganya lebih kuat," terang dia.

Pembimbing lapangan robotika UMM, Khusnul Hidayat ST mengatakan peraihan tahun ini juga menjadi evaluasi karena tahun lalu UMM berhasil meraih juara 1 dalam ajang yang sama.

"Tahun depan kami akan perbaiki lagi evaluasi dari tahun ini agar bisa kembali meraih juara 1 dan melaju ke kontes robot internasional seperti sebelumnya," ujarnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved