Malang Raya
Begini Cara Tepat Tangani Mahasiswa yang Terlibat Gerakan Radikalisme
Sasmito menganggap masalah yang menyerang UB akhir-akhir ini sebagai pekerjaan yang harus diselesaikan.
Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU – Tidak seharusnya mahasiswa yang terlibat radikalisme dimusuhi. Justru mahasiswa itu harus diajak bicara.
“Kami sudah lihat gejalanya sejak lama. Sebab, sebelumnya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak dilarang, misalnya selebaran HTI di masjid. Jika sekarang ditemukan, kami akan ajak bicara,” kata Dr Ir Moch Sasmito Djati MS, Wakil Rektor 4 Universitas Brawijaya (UB) kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (27/6/2017).
UB pun akan memberi penguatan pendidikan agama untuk mendidik mahasiswa agar lebih rasional.
“Itu agar mahasiswa taat beragama, dan berpikir rasional. Jadi ajaran agama tidak diartikan secara sempit,” lanjut Sasmito.
Saat agama diartikan secara sempit, mahasiswa lebih mudah terprovokasi.
“Jika berpikir rasional, saya yakin mereka tidak akan membunuh dirinya sendiri dengan cara seperti itu,” tambahnya.
Sasmito menganggap masalah yang menyerang UB akhir-akhir ini sebagai pekerjaan yang harus diselesaikan.
“Mungkin ada yang salah dalam proses pendidikan agama di kampus atau kekeliruan dalam iklim akademik. Kami harus mencari jalan keluar. Jika tidak bisa diselesaikan sesuai ranah pendidikan, akan diserahkan ke ranah hukum,” katanya.