Tulungagung
Pasien Miras Oplosan di Rumah Sakit ini Diberi Miras Asli, Kok Bisa? Begini Penjelasan Medisnya
Yang juga menarik, para pasien di RSUD dr Iskak Tulungagung diobati dengan minuman keras "asli"
Penulis: David Yohanes | Editor: Adrianus Adhi
Seorang pemilik café yang menjual miras, Aan (inisial), mengaku mengetahui produsen besar di Tulungagung. Salah satu bahan yang digunakan adalah krim obat nyamuk. Namun merek yang paling banyak yang diproduksi adalah jenis vodka.
Namun ada pula produk Alimi yang dihasilkan industri rumahan ini . Untuk vodka biasanya dijual Rp 45.000 per botol. Padahal harga dari distributor resmi di Tulungagung sekitar Rp 76.000 per botol.
"Miras palsu ini didistribusikan di Tulungagung, Trenggalek sampai ke Ponorogo. Nah, pelaku ini juga mempunyai usaha lain untuk menutupi usaha miras palsunya," ucap Aan.
Rayuan Sales
Hal yang sama juga diungkapkan Yeyen, seorang pemilik café yang juga menjual miras.
Yeyen mengatakan, dirinya selalu menjual miras dari distributor resmi yang sudah mengantongi izin. "Saya tidak mau untung besar, tapi ada korban. Ujung-ujungnya saya dipenjara," ucapnya.
Namun sering kali Yeyen dirayu oleh para sales miras palsu untuk mengganti pemasok. Para sales ini biasanya memberikan harga jauh lebih murah. Alasannya barang diambil langsung dari pabrik.
Untuk satu botol Alimi dijual hanya Rp 75.000. Padahal harga di agen resmi bisa mencapai Rp 125.000 per botol kemasan satu liter. Pemasok miras palsu ini juga menawarkan kemudahan, barang akan di antar sampai ke café.
"Biasanya kalau di agen resmi, kita yang belanja ke sana. Mereka (sales miras palsu) mengiming-imingi mengantar barang sampai lokasi," tutur Yeyen.
Khusus untuk Kuntul Alimi, Yeyen mengaku tidak mau menjual. Alasannya minuman ini sangat meragukan, dan banyak kasus keracunan karena minuman ini. Yeyen memilih menjual jenis Vodka dan Iceland.
Waka Polres Tulungagung, Kompol I Dewa Gde Juliana mengatakan, polisi sudah meminta keterangan penjual miras yang menyebabkan Agus Setiawan meninggal dunia.
Polisi juga sudah mengantongi identitas penjual di atasnya, namun masih didalami. Namun belum diketahui, apakah produk miras Kuntul tersebut asli atau palsu.
Polres Tulungaung telah mengirimkan sampel miras tersebut ke Pusabfor Mabes Polri cabang Surabaya. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium kandungan miras tersebut.
Untuk memastikan palsu atau asli, nantinya Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang akan menentukan.
"Dari hasil uji lab akan diketahui kandungannya. BPOM yang akan menentukan, apakah kode produksi asli atau tidak," tandasnya.
Diterapi dengan Miras