Malang Raya

Selama 20 Hari, Polres Malang Kota Tangkap 17 Tersangka Kasus Narkoba, Didominasi Anak Muda

Polres Malang Kota mengamankan 5,1 kg ganja dan 37 gram sabu-sabu dari 17 tersangka selama operasi mulai tanggal 1 hingga 20 September 2017

Penulis: Benni Indo | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Sri Wahyunik
Ilustrasi 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Polres Malang Kota mengamankan 5,1 kg ganja dan 37 gram sabu-sabu dari 17 tersangka selama operasi mulai tanggal 1 hingga 20 September 2017.

Dalam operasi selama 20 hari itu, petugas mengangkap sejumlah mahasiswa. KBO Satreskoba Polres Malang Kota, Ipda Bambang Heryanta mengatakan, ada empat jaringan pelaku. Dari empat jaringan itu, ada delapan tersangka berstatus mahasiswa perguruan tinggi swasta di Kota Malang.

“Dari operasi kami mulai tanggal 1 sampai 20 September 2017, para pelaku didominasi mahasiswa. Mereka kita amankan di beberapa tempat, di dekat kampus maupun kos,” kata Bambang, Kamis (21/9/2017).

KBO Satreskoba Polres Malang Kota Ipda Bambang Heryanta mengatakan, selain mahasiswa, petugas juga mengamankan sejumlah pengedar dengan latar belakang pekerja swasta dan pengangguran. Namun rata-rata, para tersangka yang tertangkap adalah para anak muda.

“Ada 13 tersangka yang berusia di antara 20 hingga 29 tahun,” ujarnya, Kamis (21/9/2017).

Dari keempat jaringan yang sudah diamankan, polisi akan mendalami informasi dari para tersangka. Peredaran narkotika di Kota Malang, khususnya di kalangan mahasiswa cukup meresahkan. Salah satu jaringan yang saat ini tengah diburu adalah jaringan pengedar di kawasan Malang Utara.

“Kami tengah mengejar DPO di kawasan Malang Utara saat ini,” tegasnya.

Di tempat terpisah, Komandan Korem 083/Bdj Kolonel Inf Bangun Nawoko mengingatkan akan bahaya proxy war di era modern saat ini. Menurutnya, perang terhadap proxy war adalah melawan pihak yang invisible hand.

Kasus proxy war salah satunya saat ini bisa terlihat dari banyaknya kasus narkotika yang terjadi dan menimpa kalangan pemuda di Indonesia.

Hal itu disampaikan pada kegiatan komunikasi sosial (Komsos) bersama Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (GM FKPPI) damn Pemuda Panca Marga (PPM) di Hotel Ijen Suites, Rabu (20/9/2017).

Menurut Bangun, bahaya narkoba sudah menjarah ke setiap daerah di Indonesia. Hal itu terlihat dari banyaknya tangkapan pihak polisi yang terus menerus.

"Paling menonjol adalah bahaya narkotika. Di setiap daerah, hal itu menjadi masalah," katanya dengan notasi yang tegas dan berapi-api.

Ia menyampaikan, masuknya narkoba harus diwaspadai. Paling banyak, kata pria kelahiran Temanggung ini, Narkotika berasal dari negara tetangga, Malaysia. Ia juga menaruh heran karena sepengatahuannya, Malaysia adalah negara yang memiliki hukum berat terhadap peredaran Narkotika.

“Namun barang-barang itu selama ini diselundupkan ke Indonesia. Itu yang menjadi perhatian khusus. Padahal di Malaysia itu punya hukum yang tegas terhadap pengedar narkoba. Apalagi kini ada PCC yang menyebabkan orang mabuk," tambahnya.

Karena itu, dengan kebersamaan dan kewaspadaan, Bangun mengajak seluruh elemen untuk memberantas bahaya narkoba. Narkoba yang menyasar generasi muda adalah upaya dari pihak luar untuk menghancurkan masa depan Indonesia.

"Negara dilemahkan oleh narkoba agar menjadi generasi yang tidak bermutu," sambungnya, Rabu (20/9/2017).

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved