Travelling
Hmm, Nikmatnya Nyeruput Kopi di Tengah Hutan Pinus Coban Talun Kota Batu
"Kebetulan pas hari libur, banyak pengunjung, pas untuk menyuguhkan kopi ini. Banyak tadi yang mau minum kopi, hawanya pas soalnya,"
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BATU - Belum sampai menuju lokasi Hutan Pinus di area Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu aroma seduhan kopi sudah tercium dari kejauhan.
Siang ini, cuaca di Coban Talun sedang mendung, angin pun erhembus lirih, sehingga sangat cocok untuk menyeduh dan menyeruput secangkir kopi, Minggu (1/10/2017). Belum lagi ditambah hawa dingin yang membuat bulu kuduk merinding, seolah satu cangkir kopi saja masih belum cukup menghangatkan tubuh.
Orang-orang yang menikmati kopi tak hanya dari kalangan muda saja, tetapi orang dewasa dan petani pun ikut nimbrung untuk menyeruput kopi panas. Raut wajah pengunjung saat menikmati kopi panas, seolah mereka lupa dengan hawa dingin. Satu sama lain pun, berbaur jadi satu menikmati kopi di tengah hutan pinus Coban Talun.
Ada banyak jenis kopi yang ditawarkan. Ada kopi Songgoriti, kopi Coban Talun, Kopi Gunung Biru, dan lainnya. Sederet nama itu merupakan nama kopi yang diambil dari daerah di Kota Batu. Jenis kopinya di antaranya ada Arabika, Kopi Tubruk.
Kegiatan ini, untuk memperingati Hari Kopi Internasional. Dalam kegiatan ini ada 31 kedai. Bentuk kedainya memang biasa, tetapi pecinta kopi ini sangat menikmati meminum kopi di tengah hutan.
Satu di antara pemilik kedai, Peso Van Hoven, mengatakan, kegiatan ini sangat membantu untuk mempromosikan kopi lokal. Tak hanya bagi pecinta kopi saja, tetapi juga untuk siapa saja.
"Kebetulan pas hari libur, banyak pengunjung, pas untuk menyuguhkan kopi ini. Banyak tadi yang mau minum kopi, hawanya pas soalnya," kata Peso.
Pemilik kedai Kopi Van Hoven itu menambahkan, ia juga bisa menunjukkan kepada petani kopi bahwa kopi itu banyak peminatnya. Dan bagi pecinta kopi bisa memilih biji kopi yaag berkualitas. Dari situ, untuk menumbuhkan rasa greget agar petani bersungguh-sungguh untuk menanam kopi, dan jangan sampai putus asa.
"Biar petani tahu, ini loh hasil kopi yang mereka tanam dan panen. Banyak peminatnya," imbuh dia.
Satu pengunjung Hutan Pinus, Meshita, mengatakan ia sangat menikmati menyeduh kopi ini di tengah hutan. Ia yang kebetulan lagi berlibur di Coban Talun, penasaran ingin ikut menyeruput kopi.
"Bukan pecinta kopi sih saya. Tapi pas hawanya dingin, lagi mendung, asik juga nih minum kopi," tutur perempuan asli Jakarta ini.
Menurutnya, hal seperti ini tidak akan ia temui di Jakarta. Oleh karena itu, Festival Kopi Internasional ini sangat ia nikmati. Bahkan, ia rela berlama-lama di Hutan Pinus hingga kopinya habis.
"Karena hawanya dingin, jadi cepat dingin juga kopinya. Tapi asli benar-benar seru dan epic. Gak bisa diungkapin sama kata-kata deh," imbuhnya.
Dari 31 kedai kopi, 5 kedai dari Kota Batu, 25 kedai dari Kota Malang, dan satu dari Kabupaten Malang. Ada 1000 cup yaag disediakan secara gratis. Selain itu, kegiatan ini juga dibarengi penanaman 2000 pohon kopi di area Coban Talun. Penanaman pohon kopi ini disebar di area Coban Talun.
Eko Wahyu, koordinator Festival Kopi, mengatakan, dulu di Coban Talun sempat dijadikan sebagai blok khusus konservasi untuk lahan kopi. Tetapi tidak menghasilkan hasil yang bagus.