Nasional

Mantan Alexis, Usia Masih di Bawah 20 Tahun Tapi Sudah Janda, Buka Layanan Plus-Plus

Para pekerja mantan Griya Pijat dan Hotel Alexis memang daun muda alias masih berusia di bawah 20 tahun.

Editor: eko darmoko
Facebook
Ilustrasi 

Namun di balik semua itu, usai menjalankan tugasnya, wanita tersebut menawarkan layanan s3ks dengan tarif antara Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu.

Jika pengunjung tak mau berhubungan s3ks, wanita itu menawarkan s3ks lain berupa hand job dan oral. Tarifnya pun hanya Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu, itu sudah termasuk tips pijatan tadi.

Dengan rayuan gombal, dan bujuknya, sang terapis pun mulai merangsang sang tamu. Tak ayal banyak tamu yang kesengsem. Ujung-ujung, mereka nego. Jika harga cocok, terapis langsung melayani hasrat tamu.

"Bang ke sini sendiri ya atau ada yang menemani? " kata terapis sambil memijat tubuh sang tamu.

"Bang ke sini cuma pijat aja ya bang. Abang mau lebih tidak, udah tanggung ini. Aku juga udah lama tidak gituan, karena aku janda," ungkap salah satu terapis asal Sukabumi. Sebut saja namanya Ayu (19).

Ia mengaku memang pernah bekerja di Hotel dan Griya Pijat Alexis. Sebelum ditutup, ia dan beberapa temannya memutuskan hijrah ke Kota Palembang.

Setelah diajak bercerita, bagi janda satu anak ini pun, memijat bukanlah keahliannya. Ia hanya belajar otodidak dari teman-temannya agar bisa diterima di panti pijat plus-plus.

"Saya memijat sebenarnya tidak bisa, tetapi saya mencari uang tambahan dari tips tamu."

"Bermodalkan s3ksi dan genit sudah cukup. Biar tamu tertarik dan bisa minta lebih (bisa gituan-red) dan dibayar," katanya sambil tersenyum malu, dan bertanya abang kok kepo ya tanya-tanya terus.

Sambungnya, dalam sehari dirinya bisa meminjat tamu 3 hingga 5 orang.

Namun tidak semua tamu mau ditawari layanan s3ks. Dalam sehari, selain gaji pijat Rp 150 ribu perorang, untuk plus plus dan tips dirinya mendapatkan uang hampir Rp 1 juta.

"Lumayan juga hasilnya untuk menghidupi anak dan keluarga di kampung pak. Terkadang Ayu merindukan kehadiran si buah hati dan sang pujaan.

"Tetapi harus bagaimana lagi bang, inilah kehidupan. Bisanya saya pulang mau dekat deket lebaran, atau sudah habis kontrak," tutup Ayu, sambil berkata dirinya sudah lelah bekerja seperti ini.

Sementara, Alamsah (42), salah pelanggan layanan panti pijat plus-plus mengaku sering memanfaatkan layanan beberapa panti pijat.

Dirinya tahu jika pijatan wanita itu tak bisa menghilangkan penatnya sebagai kontraktor. Namun, bukan pijatan itu yang dicari melainkan layanan plus dari sang pemijat.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved