Tulungagung

Pamit Bertapa Sebulan Silam, Pria Tulungagung Ini Ditemukan Mengenaskan, Astaga! Kepalanya . . .

Ada sejumlah tulang korban yang patah, seperti tulang ekor, paha kanan, tulang panggul, tulang iga, dan tulang lengan bawah.

Penulis: David Yohanes | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
Proses evakuasi jenazah Bero, pertapa yang meninggal di Gunung Budheg, Jumat (5/1/2018). 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Sapariyanto alias Bero diduga tewas akibat terjatuh dari puncak sisi sisi utara Gunung Budheg.

Dugaan itu ini berdasar kondisi tulang pertapa asal Dusun Blimbing, Desa Ngranti, Boyolangu, Tulungagung itu saat ditemukan.

Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, ada sejumlah tulang korban yang patah, seperti tulang ekor, paha kanan, tulang panggul, tulang iga, dan tulang lengan bawah.

“Kalau melihat patahnya tulang, pasti karena jatuh dari ketinggian.”

“Kalau meninggal dalam kondisi normal, tulangnya pasti utuh,” terang sumber di kepolisian kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (5/1/2018).

Seorang warga, Sukamdi mengatakan puncak sisi utara mempunyai pemandangan sangat indah.

Namun, puncak ini sangat berbahaya.

Puncak ini berbatasan dengan tebing yang berdiri tegak lurus.

Selain itu, anginnya cukup kencang.

Kambing milik warga yang dilepas bebas sering mencapai puncak ini.

“Kambing warga sering jatuh dari puncak ini, dan pasti langsung mati,” ucapnya.

Puncak yang berada di Dusun Kendit, Tanggung, Campurdarat ini mempunyai ketinggian sekitar 100 meter dari tebing di bawahnya.

Jika diukur dari dasar, ketinggian puncak mencapai ratusan meter.

Namun, tebingnya berdiri tegak.

Untuk mencapai lokasi ini bisa melalui  Goa Tritis yang ada di sebelah barat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved