Nasional
Roro Oyi, Kisah Tragis Gadis Surabaya Yang Menjadi Korban Intrik Kejam Keluarga Bangsawan
Drama kehidupannya mengiris-iris kemanusiaan di tengah kekuasaan Sunan Amangkurat I yang bergelimang darah.
Akhirnya bocah itu dititipkan ke mantri kapedhak Ngabei Wirorejo, agar dibimbing hingga dewasa sampai siap dibawa masuk istana.
Beberapa tahun kemudian ketika Roro Oyi yang beranjak dewasa, benih masalah muncul.
Bermula dari Pangeran Tejoningrat atau Pangeran Adipati Anom yang berstatus Putra Mahkota, mampir ke rumah Ngabei Wirorejo.
Tak sengaja dia melihat Roro Oyi saat sedang membatik bersama ibu angkatnya.
Pangeran itu jatuh cinta pada pandangan pertama.
Begitu mabuk kepayangnya, sampai dia jatuh sakit di rumah pribadinya.
Keadaan itu didengar kakeknya, Pangeran Purbaya, yang begitu menyayangi pangeran muda itu.
Dalam silsilah Mataram, Pangeran Purbaya ini adalah kakak Sultan Agung, yang berarti paman dari ayahnya, Sunan Amangkurat I.
Purbaya kemudian mendatangi rumah Ngabei Wirarejo, memaksa agar Roro Oyi diserahkan agar derita cucunya disembuhkan.
Wirarejo sempat menolak karena takut dengan raja yang menitipkan bocah itu ke dirinya.
Akhirnya dia tidak bisa menolak setelah Purbaya berjanji akan menanggung semua akibat keputusan itu.
Roro Oyi diserahkan dan dibawa ke kadipaten dan akhirnya digauli Putra Mahkota.
Sunan Amangkurat yang mendapat laporan kejadian itu murka besar.
Kemarahannya begitu hebat dan memerintahkan semua pihak yang terlibat ‘penyerahan’ Roro Oyi dihukum mati tanpa pandang bulu.
Ngabei Wirorejo berikut anggota keluarganya dibuang ke Ponorogo.