Nasional

Roro Oyi, Kisah Tragis Gadis Surabaya Yang Menjadi Korban Intrik Kejam Keluarga Bangsawan

Drama kehidupannya mengiris-iris kemanusiaan di tengah kekuasaan Sunan Amangkurat I yang bergelimang darah.

Editor: Zainuddin
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Pusara Roro Oyi di makam Banyusumurup, Girirejo, Imogiri. Roro Oyi jadi korban pertikaian tragis antara Sunan Amangkurat I dan Putra Mahkota pada masa 1668-1669. 

Namun belakangan semuanya dihabisi di tengah perjalanan.

Tidak ditemukan data tentang apa hukuman untuk Pangeran Purbaya dan keluarganya.

Hanya saja data sejarah mencatat Pangeran Purbaya yang sudah uzur tewas dalam pertempuran di Gegodog pada 13 Oktober 1676, saat menghadapi serangan Trunojoyo.

Korban jiwa aksi pemusnahan massal akibat skandal Roro Oyi ini ada yang menyebut 40 hingga 60 jiwa.

Roro Oyi akhirnya terpaksa dibunuh oleh tangan Putra Mahkota, atas perintah paksa Sunan atau ayahandanya.

Jasadnya dikubur di Banyusumurup, disatukan dengan Pangeran Pekik dan pengikut setianya.

Sesudah semuanya yang terlibat tumpas kelor, Putra Mahkota dibuang ke alas Lipura.

Kadipaten dibakar habis, semua isinya dijarahrayah.

Tragedi Roro Oyi berikut semua dampaknya itu diperkirakan terjadi antara tahun 1668- 1670.

Laporan tertulis Belanda yang mencatat rangkaian kejadian dramatis itu berangka tahun 1669 dan 1670.

Demikianlah, Roro Oyi, gadis malang dari Surabaya itu tewas dalam usia beranjak dewasa, menjadi korban trik intrik, pertikaian kejam ayah-anak, para paman, bibi dan para bangsawan di Pleret.

Berita ini sudah dimuat di Tribunjogja.com dengan judul Roro Oyi, Kisah Tragis Gadis Surabaya di Tangan Amangkurat I

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved